Selasa, 23 April 2013

Wanita-wanita petualang at Embung Nglanggeran, Kebun Buah Nglanggeran


Embung Nglanggeran dari atas

Tanggal 22 April 2013, Hari Bumi, setelah Hari Kartini dan bertepatan dengan ulang tahun salah satu temanku (Tyas), kami berenam (wanita-wanita calon geograf. Amin ^^) melakukan perjalanan ke Embung Nglanggeran. Ayye!

Calon Geografer(amin)
Perjalanan ini dimulai atas dasar ketidakrencanaan sebelumnya. Destinasi awalnya sebenenya adalah pantai. Namun karena kondisinya tidak memungkinkan, kami memilih mampir di Embung ini setelah bermalam di tempat Tyas. Maka senin pagi, jam 10. Saya (Ana), Dybora, Nurul, Tyas, Upi, dan Resya memulai perjalanan ke tempat tujuan yang dikepala-sukui oleh Tyas (yang akhirnya nyasar). Setelah bertanya sebanyak dua kali akhirnya perjalanan dimulai kembali dan akhirnya kami kembali nyasar (haha, Tyas lagi. Ckckckck…) ke Gunung Api Purba Nglanggeran. Karena Saya dan Resya yang melihat plang menuju Embung ini, akhirnya Saya yang menjadi pemimpin kawanan selanjutnya.

Embung Nglenggeran ini dibangun untuk mendukung Kebun Buah Nglanggeran. Maka dari itu jangan kaget dan bingung jika kedua tempat ini berada pada kawasan yang sama. Kedua tempat ini masih baru. Diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X bersama Bupati Gunung Kidul tanggal 19 Februari 2013 (gaul.solopos.com). Tepatnya di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Ngalenggeran, dusun Nglanggeran Wetan, Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta. Jaraknya sekitar 500 meter tenggara dari Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Tenang aja ada petunjuk jalannya. Setelah itu tinggal mengikuti jalan yang ada sekitar 1,5 km.

Embung Langgeran tampak dari foto udara : sumber Ekowisata Gunung Api Nglanggeran

Embung Nglanggeran ini dibangun di sekitar areal seluas hampir satu Hektar, pada ketinggilan 495 mdpl di atas tanah milik Sultan Ground.

Senin, 15 April 2013

Review : Rembulan Tenggelam di Wajahmu by Tere Liye

 


“Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur.” (hal. 416-417) 







Apakah hidup ini adil?
Apakah kita memiliki pilihan dalam hidup?
Apakah makna kehilangan?
Apakah cinta itu?
Dan, Apakah kaya adalah segalanya?
Jika kita diberikan lima kesempatan untuk bertanya, apakah yang akan kau tanyakan dalam hidupmu?

Ray (Rehan) juga memiliki lima pertanyaan sendiri di dalam hidupnya. Lima pertanyaan yang tidak pernah ia tahu jawabannya. Tapi kini ia memiliki kesempatan untuk bertanya, satu malaikat langit berwajah menyenangkan itu datang padanya dan memberikan kesempatan itu. Lima pertanyaan. Lima jawaban. Dan dari sinilah perjalanan mengenang masa lalu ini di mulai.
Ray, usianya kini sudah menginjak enam puluh tahun. Seorang tua yang kaya raya itu kini terbaring sekarat di rumah sakit dibawah penanganan lima dokter hebat. Saat itulah sesosok malaikat mendatanginya, memberikan kesempatan ltu. Lima pertanyaan. Lima jawaban.

Dari sinilah, pertanyaan-pertanyaan hidup Ray terjawab.  Mulai dari kenapa ia harus dikirim ke panti asuhan terkutuk itu, apakah hidup ini adil, dll.

Rabu, 10 April 2013

4 Hari, 4 Pelajaran, 1 Curhatan dan Harapan akan Kesadaran

Ni judul aneh amat sih? Kelihatannya penuh pemikirian padahal intinya cuma satu. Curhat. Lama tak bersua dan akhirnya aku memutuskan untuk menulis tulisan ini. Pentingkah? Ye mana gue pikirin, yang penting aku pengen nulis aja.

Pepatah mengatakan bahwa "Kita baru merasa sesuatu/seseorang itu penting saat dia nggak ada di samping kita" tapi jika ada, kadang semua yang ia lakukan bahkan kita nggak menyadarinya. Yang keterlaluan itu siapa sih? Hahaha... lagi-lagi hal ini tergantung pada sudut pandang.

Aku menulis ini karena tersadarkan, cielah... Moga insafnya nggak hanya sehari dua hari. Tapi selamanya.... AMIN! Usut punya usut, cerita punya asal, nah sadar ini juga punya proses nggak langsung turun dari langit. Ceritanya, aku mendadak jadi orang sibuk, bangun pagi tidur malam. Rekor tidur harianku yang bisa nyampe 8 jam kini terpecahkan menjadi 4 jam (yang efektif). Itung-itung sedikit (sekali) pengorbanan jika di bandingkan dengan apa yang di lakukan orang tuaku yang kini liburan. Cie.... Selalu sehat ya Ibu, Ayah... aku menunggumu di sini dengan penuh kesadaran TT.TT

Rasanya begitu aneh bin galau. Rumah yang biasanya ramai ini jadi mendadak sunyi dan terasa luas yang menyiksa. Keheningan yang tak nyaman, padahal biasanya yang paling protes kalau berisik. Namanya manusia itu nggak ada puasnya ya. ckckckck. Biasanya bangun seperlunya, kini harus bagun subuh-subuh untuk menggantikan pekerjaan Ibuku panen Jamur. Mendadak juga merasakan suasana kebun pagi-pagi sendirian, dingin, dan banyak bunyi binatang kebon yang tak sering bikin hati dag dig dug. Itu belum cukup, nyamuk-nyamuk sialan itu pantas di kasih tamparan super HOT. Ya ampun, jika suruh memilih, aku mau minta maaf pada kedua orang tuaku. Ternyata begini rasanya ngurusin rumah. Apa lagi orang-orangnya.

Kakak dan Adik itu wajar ya kalau kadang nggak akur. Nah, aku juga mengalami masa yang wajar dalam hubungan persaudaraan. Kalau deket rasanya pengennya nyari gara-gara aja tapi kalau nggak ada alias pergi kemana mesti rasanya kangen (kangen nyari gara-gara maksudnya). Nah ini juga itu, kebetulan eh ni sodaraku satu-satunya nyari gara-gara ma aku yang tempramental, bikin moodku langsung meluncur dari deretan ular tangga. Huft... tapi yang bikin aku heran dan bertanya-tanya. Aku aja kadang-kadang enek ngadepin sodaraku, terus bagaimana dengan Ayah dan Ibu ya yang harus ngadepin sodaraku dan juga tentunya aku berserta "gara-gara" di antaranya. Yang aku lakukan hanya geleng-geleng kepala sambil meminta ampun. Sekaligus salut. Takut kwalat aja besok. Hahahaha

Ayah Ibu, kaliang memang pahlawan di hidupku kok pokoknya. Jika melihat sekeliling aku jadi mendadak wise gini sih. Hahaha... Pelajaran yang aku dapatkan:
1. Kesabaran itu nggak datang dengan instan layaknya mie rebus
2. Sadar itu muncul karena kemauan, bukan hanya karena keadaan. Kalau kita nggak mau merendahkan ego untuk menyadari diri sendiri, kita nggak bakal sadar sebesar dan sekeras apapun keadaan yang kita hadapi.
3. Sebaiknya kita berusaha selagi semua orang masih mendukung setiap langkah perubahan kita, jangan buat orang-orang yang mempercayaimu meninggalkanmu satu-satu.
4. Kalau orang lain mau berusaha untuk kita, kita harusnya lebih berusaha dari pada mereka, bukannya kita lantas mengandalkan sepenuhny pada mereka. Itu manja namanya.

Benarkan aku jadi wise?
Aku kangen....