Tim dan Anak-anak masjid Al Huda |
KKN-PPL UNY 2013 sudah berakhir! Benar-benar tidak terasa mengingat awal mula dari jenjang tahapan ini.
Mata kuliah KKN-PPL di UNY kini terbagi menjadi tiga sub bab kegiatan. Pertama, KKN Sekolah, PPL di sekolah dan tambah satu lagi yaitu KKN Masyarakat. Sebelumnya KKN-PPL berfokus di sekolah namun kini mencakup lingkungan masyarakat.
“Sembilan Hari Penuh Makna”
Benar, seperti judulnya. Kami, Tim KKN-PPL hanya mengabdi di masyarakat selama sembilan hari. Apa yang bisa kami dapatkan selama waktu yang sangat singkat tersebut? Benar-benar sedikit! Ah bukan apa yang kami dapatkan, tapi apa yang kami berikan. . .
Kami mendapat tempat KKN masyarakat di Dusun Bedoyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, tepat dusun di mana SMAN 1 Cangkringan berada. Bukan mencari-cari alasan kenapa KKN berlangsung singkat, tapi dalam kenyataannya yang terjadi demikian. Surat pemberitauan yang seharusnya mencapai kecamatan, terlambat datang hingga akhirnya kami langsung terjun di Dusun tanpa persiapan apapun mengingat singkatnya waktu yang kami miliki. Atas kebaikan dari semua pihak masyarakat, akhinya pengabdian kami perpusat di masjid Al Huda. Tidak lebih dan tidak kurang. Akhirnya waktu yang kami dapatkan dengan susah payah itu harus kami manfaatkan semaksimal mungkin.
Dalam sembilan hari, kami hanya mampu menjalankan program TPA (Taman Pendidikan AlQuran), Lomba-lomba, bimbingan belajar, dan sedikit sumbangan buku di sana. Benar-benar sedikit bukan? Sungguh bukan kemauan kami menjalankan tugas ini dengan background “mencari nilai”.
Di bawah bimbingan takmir masjid Al Huda akhirnya, hari itu tanggal 22 Juli kami mulai menjalani pengabdian kami. Nerves dan deg-deg-an, apa yang akan kami lakukan? Tapi Allah tidak menghentikan jalan kami begitu saja. Kami yang awalnya kaku menjadi lebih nyaman dengan anak-anak yang ramah menyambut kami. Membantu kami melalui sembilan hari tersebut tanpa hambatan yang berarti.
Lomba Anak-anak (memasukkan paku dalam botol) |
Minggu 28 Juli, hari ke tujuh kami (karena sabtu libur untuk kegiatan sekolah) kami mengadakan lomba-lomba sebagai selingan setelah terus-terusan belajar di dalam masjid. Kami mengadakan enam lomba yaitu, menggambar, mewarnai, memasukkan paku dalam botol, jepit balon, adzan, dan hafalan surat-surat pendek. Lomba yang penuh dengan kelucuan baik dari keluguan anak-anak atau dari tingkah polah Tim KKN-PPL yang meramaikan acara dengan kekanakan mereka. Hari ditengah-tengah dahaga puasa itu penuh dengan tawa.
Ayo mewarnai! itu telor atau batu hayo...? |
Tiga hari berikutnya, kami kembali ke dalam masjid. Mengisi hari-hari yang tersisa dengan belajar membaca Al Quran dan bimbingan belajar. Waktu pun berjalan bak peluru, tepat hari Rabu kami harus mengucapkan kata perpisahan pada anak-anak yang menjadi adik-adik kami. Entah dari mana kebaikan kami yang mereka ambil, tapi dalam perjalanan perpisahan tersebut air mata membasahi jalan kami. Anak-anak yang tak tahu apa-apa tersebut dengan polosnya menangisi kepergian kami. Sebegitu besarkah tempat kami di hati mereka? Seberapa berartinya kami bagi mereka? Kepolosan anak-anak yang membuat kami menyadari bahwa apapun yang kami berikan, sedikitpun itu akan selalu teringat selama hal tersebut secara tulus dilakukan.
Kami hanya langkah awal dari program masyarakat ini, sungguh sangat disayangkan bila TIM KKN-PPL UNY hanya memberikan sedikit sekali manfaat dalam perjalanannya mencari pengalaman hidup. Pematangan program dari pihak kampus seharusnya lebih mantap dan mempunyai pondasi yang kuat agar semua program tidak hanya menjadi syarat tapi juga menjadi manfaat bagi semua pihak. Kehidupan tidak hanya dalam unit kerja tapi juga dalam masyarakat yang porsinya harus seimbang karena kita semua diajarkan untuk hidup bermasyarkat, berbangsa dan bernegara.
Akhirnya sampailah pada waktu kami bertemu dengan sesorang yang justru memberikan banyak sekali pelajaran dalam KKN singkat tersebut. Bapak takmir kami, bapak yang membimbing kami sampai titik berakhirnya rangkaian kegiatan ini.
“Anak-anakku, ingatlah… sebesar apapun kalian menjadi abdi negara, mencari makan dari sana, kalian tetap bagian dari masyarakat yang mungkin porsi-nya sangat kecil sekali. Tapi kecil itu bukan berarti untuk diabaikan karena jika yang kecil itu mengabaikan kalian akan sangat berat sekali untuk hidup dalam pengasingan. Sejauh apapun kalian berlari, sebesar apapun kalian nanti, mau tidak mau kalian akan kembali ke bagian masyarakat yang kecil ini. Seperti bapak sebentar lagi juga kembali ke masyarakat, mengabdi sepenuhnya pada masyarakat dengan kemampuan bapak. Maka dari itu, kalian sekarang boleh pergi, buka lebar-lebar jalan di depan kalian, raih semua mimpi-mimpi kalian, tapi jangan lupa kami, bagian masyarakat yang kecil ini, dan pintu rumah bapak juga tidak akan tertutup bagi kalian yang mengingatnya…”
Maka, lembar yang singkat tersebut tertutup dengan indahnya, entah kapan waktu, kesempatan dan tempat yang akan mempertemukan kami kembali dengan mereka semua. Terimakasih…
Tim KKN PPL UNY 2013 (1) |
Tim KKN PPL UNY 2013 (2) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar