Sabtu, 09 Desember 2017

Bukit Klangon - Renungan di Pagi Hari

"Menikmati setiap alunan pesan dalam kesunyian, so calm dan stay longing..."
Bukit Klamgon Rabu, 6 Desember 2017

Bukit Klangon, Tujuan tiga pendekar pagi kali ini. Foto ini belum maksimal, kalau tidak berkabut, Gunung Merapi tepat dibelakang kami, tepat di mana awan putih itu tu. Dari Kiri ke Kanan Tiwi, Ayu, dan Ana.
Alarm pukul 04.00 pagi membuat mata kami bertiga terjaga, bukannya sesegera mungkin bangun namun kami justru meraih selimut kami lebih rapat. Dingin. Kami kembali memejamkan mata sejenak sampai alarm pukul 04.45 berbunyi. Barulah kesadaran menghampiri kami. Kami tidur bersama malam ini karena memiliki tujuan pergi di pagi hari dan ini sudah 45 menit melebihi kesepakatan tadi malam. Buru-buru kami bergantian bersih-bersih, ganti baju, dan juga shalat sebelum akhirnya siap melakukan perjalanan.

Rabu, 30 Agustus 2017

Pantai Sanglen; Sejenak Membuang Penat dan Meninggalkan Jejak

Pantai Sanglen Gunungkidul
"Kita tidak akan bahagia kalau kita tidak bersahabat dengan keadaan. Dan tidak ada salahnya jika akhirnya keadaan ini memaksa kita untuk bahagia."
AI_27-28 Agustus 2017


Baru sebulan yang lalu saya pergi camping ke Dieng, namun rindu itu seolah bermunculan seperti film yang terus berputar. Rindu kapan pergi jalan, rindu piknik, rindu liburan, rindu camping, dan barisan merindu lainnya yang tak kujung berakhir. Budget yang minim pun tidak menghalangi rasa rindu itu. *tepok jidat

Minggu sore, lagi-lagi malam minggu saya bergeser satu hari, bukan malam minggu tapi minggu malam. Saya bersama genk libur hari Senin memutuskan (dengan dadakan dan sedikit dipaksakan karena kesibukan teman-teman) untuk camping lagi. Kali ini bukan di gunung, namun tujuan kami pindah ke pantai. Pantai yang kami pilih adalah pantai Sanglen.

Jumat, 21 Juli 2017

Baron Techno Park; Liburan Mahal

Sunset dari Atas Jam Matahari



Let everything go, cuz from the start it they do not belong to you
AI 17072017

Uwaaaaaa, saya mau curhat!
Seperti biasa Senin saya kembali datang, itu berarti liburan! Yee, bahagianya saya jika liburan saya jatuh pada hari Senin dan teman kencan saya juga senasip sama saya. Jadi walau sepi dan yang lain mulai beraktivitas, kami bisa tetap liburan. Hehehe.

Senin ini saya pergi berkunjung ke Baron Technopark yang ada di Gunung Kidul. Tepatnya berlokasi di Kanigoro, Sapto Sari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Paling gampangnya, sebelum Pantai Baron kita tetap lurus aja ke arah kanan, nanti ada petunjuk arah belok ke kiri yang langsung ke lokasi. Ini kali kedua niat saya ke sini. Dulu pernah niatan ke sini tapi saya belokan ke mercusuar yang ada di sebelah Pantai Baron juga. Jalan lainnya (ini jalan yang saya tempuh) adalah lewat Playen. Searah ketika kita akan ke Air Terjun Srigetuk, lurus saja menuju arah ke Pantai Ngobaran dan setelahnya mengikuti petunjuk arah ke Pantai baron. Intinya, lokasi ini mudah di jangkau karena informasi dan letak geografisnya yang mudah dicari.

Kamis, 13 Juli 2017

Hi Dieng Season 4! Perjalanan Baperan!

Sunrise Sikunir
“Semua yang ada di dunia ini tidak ada yang tidak berubah, 
kecuali kenangan dan masa lalu”
AI_02-03 Juli 2017

Widiihhhh, setelah vacum dan menghilang entah berapa lamanya. Saya langsung bikin quote galau. Sok-sokan terbawa kisah cerita di masa lalu ni yee. Tapi bener, perjalanan kali ini adalah perjalanan penuh dengan rasa baper (bawa perasaan).

Hi Dieng Season 4 ini adalah perjalanan ke Dieng yang ke empat kawan. Negeri yang penuh rahmat ini memang tidak bosan-bosannya untuk “minta” dikunjungi. Bikin kangen. Perjalanan kali ini juga yang paling tidak mudah.  Setelah bekerja keras mencari partner yang terus saja maju mundur kayak undur-undur (karena banyak keperluan di luar kuasa saya) kami akhirnya lengkap dengan formasi tujuh orang. Ehhh, tujuan dan waktu berangkat tinggal di depan mata, ada lagi tantangannya yaitu kejadian alam yang sangat akrab dengan kehidupan saya di tepian gunung. Kawah Sileri mengalami letusan freatik pada tanggal 2 Juli 2017 jam 12.00 WIB. Hello, nanti malam jam 20.00 kami berangkat ke sana, dan di tanggal yang sama sore itu juga kami mendengar kabar adanya letusan ini. Duh, firasat saya jadi tidak enak, dan benar saja. Semua teman yang sebelumnya sempat saya hubungi untuk saya ajak ke Dieng memberi saya berita yang sudah saya tahu dengan jelas. Tentu saja mereka khawatir, namun yang saya khawatirkan adalah restu dari orang tua saya dan teman-teman saya yang sudah membulatkan tekad untuk ke Dieng. Akhirnya dengan berbagai pengertian, ijin keluar kami bertujuh disetujui dan berangkatlah kami ke Dieng dengan penuh ridho dan restu.

Kamis, 08 Juni 2017

Museum Mini Sisa Hartaku; Belajar Percaya Dengan Kenyataan

"Manusia sering sombong berdiri di atas bumi yang bukan milikinya,maka jangan salahkan bumi jika mereka berdiri diatas apa yang memang menjadi miliknya"
- AI -
Koleksi Museum Mini Sisa Hartaku
Saya selalu menghela nafas panjang jika melewati jalur menuju museum ini. Ingatan saya kembali ke tahun sebelum letusan merapi tahun 2010. Saya sudah cukup besar waktu itu untuk meningat setiap detail wilayah yang kini rata. Tidak ada yang tersisa di sana kecuali kengerian akan hari-hari tanpa kehidupan itu. Hanya pengingat untuk membuat kita eling lan waspada.

Senin, 15 Mei 2017

Lava Tour Merapi; Tidak Hanya Sebatas Wacana

Bungker Kaliadem

"Teman adalah sebuah mimpi. Datang dan perginya tidak dapat kita tolak maupun kita harapakan, mereka ada saat kita benar-benar membutuhkan. Tapi kita juga tidak bisa mengatakan bahwa mereka tidak pernah ada."
AI_1 Mei 2017

Sudah lama sekali sepertinya tidak berjumpa dengan teman-teman saya yang satu ini para (keluarga) edukator museum. Berawal dari suatu malam ketika kami menyesap secangkir kopi bersama, kami mencetuskan untuk trip bersama. Trip yang tidak terlalu jauh, namun sangat berkesan. Saat itulah kami memutuskan untuk melakukan Lava Tour di kaki bukit Gunung Merapi.

Tim yang rapuh, banyak yang meragukan apakah kita benar-benar akan melakukannya. Sebuah guyonan yang sangat garing karena kebanyakan acara yang kita buat berujung menjadi wacana. Menyedihkan mengingat aktivitas kami yang berbeda. Akhirnya setelah memberi tahu melalui japrinan. Berangkatlah 12 orang yang lagi-lagi dipertemukan oleh keinginan yang sama. Menikmati hidup, bersenang-senang, sekaligus bersilaturahmi.

Rabu, 26 April 2017

Tentang Kamu novel by Tere Liye; Iklaslah, maka Kehiklasan itu akan Merengkuhmu dalam Kedamaian

"Keikhlasan itu memang hal yang sulit, tapi sulit tidak berarti tidak mungkin... Namun, benar adanya, bahwa selama kita ikhlas, maka yang kita punya adalah kebahagiaan pernah mengalaminya."
AI 21 April

Judul : Tentang Kamu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika 
Tebal Buku : 524 hal
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2016

Sinopsis
Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita. 
Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi. 
Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.


Saya berkali-kali jatuh cinta. Entah apa genre saya sebenarnya, tapi Tere-Liye tidak pernah atau setidaknya belum pernah mengecewakan saya. “Tentang Kamu” ini menjadi salah satu cerita yang sangat menyentuh hati.

Rabu, 05 April 2017

Museum Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita; Sebuah Makna di Balik Hari Ibu


“Terlahir sebagai seorang wanita, bersamaan dengan itu pulalah terlahir juga bersamanya kewajiban untuk menjaga...”
~AI~

Kalimat saya terhenti, menjaga apa?

Dan saya membiarkan pertanyaan itu menggantung di benak masing-masing manusia yang terlahir sebagai wanita. Sebanyak apapun tulisan saya, kalimat itu tidak akan pernah terselesaikan seperti layaknya kasih sayang ibu. Seperti layaknya air yang mengalir, roda yang berputar, tidak akan pernah berhenti sampai kewajibannya terpenuhi.

Senin yang sepi, hari liburan saya yang berharga saya habiskan dengan berjalan-jalan di museum. Setelah dua tahun, saya baru bisa ke Museum Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita sekarang (2017).  Museum ini lokasinya ada di JL. Adisucipto No. 88, kompleks Gedung Mandala Bakti Wanitatama tepatnya di Gedung Srikandi.

Senin, 06 Maret 2017

Curug Banyunibo; Seri Perjalanan Menembus Hujan Part 1

“Saya sepertinya banyak sekali melihat dunia. Tapi saya tak peduli seberapa banyaknya itu ketika ada orang yang ada di samping saya. Tempat yang sama tapi selalu berbeda rasa tergantung dengan siapa kita bersama.”
AI _21 Februari 2017

Curug Banyunibo, dingin-dingin sejuk
Tempat yang jarang dikunjungi, tempat yang sulit dijangkau, jalan yang belum pantas di sebut sebagai jalan. Sepertinya kalimat-kalimat itu bukanlah hal yang asing  bagi saya. Tapi hari ini saya nekat. Saya yang biasa blusukan dengan roda dua kali ini mengambil keputusan dengan jalan menggunakan roda empat. Bukan saya nyombong, tapi karena beberapa faktor yaitu hujan dan juga penumpang. Kali ini saya tidak berdua melainkan bersama keluarga. Ecieee....

Hari Senin, eh bukan berarti saya bolos kerja loh ini. Semenjak saya dipindahkan tempat, saya mendapat jatah libur hari senin. Di mana semua orang mulai bermalas-malasan menghadapi hari Senin, saya justru sebaliknya. Bersemangat sekali ketemu hari Senin. Nah loh! Gimana rutinitas saya tuh nantinya. Saya kali ini bertamasya memanfaatkan hari Senin. Semoga sepi! Haha