Selasa, 25 September 2012

Pantai Siung, Pantai Karang Gunung Kidul

Pantai Siung

Ah Annyeonghaseo, Chingu!
     Lets go to my story again, again, and again! Hehehe, pemanasannya cukup dengan tugas dan berbagai kerjaan. Kini saatnya beristirahat sejenak, menghirup nafas dalam dan pemanasan (lagi, lagi dan lagi). Catatan perjalanan ini kembali ke cerita pantai selatan. Duh hobi banget ya diriku ke pantai. Sampai item ini orangnya hehehe, but its ok!
Karang Pantai Siung (dari puncak tebing)
      Pantai Siung kali ini yang dipilih sebagai destinasi wisata. Masih berada di Provinsi Yogyakarta tepatnya di Kabupaten Gunung Kidul, Tepus. Nah, Gunung Kidul lagi ternyata, ini karena aku suka pasirnya yang putih. Untuk ke pantai ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Sekitar 2 jam menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota Yogyakarta. Perjalanan yang jauh memang, tapi jangan khawatir kawan, rasa lelah di perjalanan akan terbalas ketika kalian mencapai pantai ini. Rute yang bisa diambil cukup mudah. Untuk menuju pantai ini masih dengan jalan yang sama yaitu dari Yogya ke arah Wonosari, kemudian ambil jalur ke arah Pantai Baron, setelah itu ambil arah ke Tepus.

Senin, 24 September 2012

Review Novel Pentalogi Wicked Lovely: Melissa Marr

Pertama: Wicked Lovely

 Nah kali ini Review lagi buku versi Ana, hehehe...
     Lengkap dah kayaknya nih. Kali ini bukan lagi cerita-cerita tentang pelajaran hidup atau perjalanan seperti sebelumnya. Saya mengangkat cerita milik Melissa Marra yang cenderung fantasi. Lumayan untuk me-refresh-kan benak dengan khayalan.
Ink Exchange
     Novel Melissa Marr yang berjudul awal Wicked Lovely ini terdiri dari lima buku. Buku ini mengisahkan tentang dunia fairy yang kental dengan intrik kerajaan. Baik kerajaan Musim Panas, Kerajaan Musim dingin, Kerajaan Agung, maupun Kerajaan Kegelapan. Nah dimulai dari kemampuan Aislinn yang dapat melihat fairy. Ia dapat melihat makhluk-makluk aneh yang tidak dilihat oleh manusia lain. Kemampuna ini membuat Aislinn sedikit berbeda dari tema-temanya. Neneknya yang tau akan kemampuan Aislinn membuat peraturan-peraturan agar ia tak terjerat oleh pikatan makhluk-makhluk tersebut. Namun, garis takdir seolah tak bisa dihindari oleh Aislinn. Ia pun dihadapkan pada pilihan-pihihan yang sulit antara orang-orang yang disayanginya dan makhluk-makhluk tersebut. 
Fragile Eternity
     Pada buku pertama, yang berjudul Wicked Lovely. Mengisahkan Aislinn yang sangat menjaga jarak dengan para fairy dan berusaha agar mereka tidak mengetahui kemampuan Aislinn. Kehidupannya masih normal sampai akhirnya kemampuannya diketahui oleh Raja Musim Panas yang tertarik dengannya. Kehidupan Aislinn tak lagi mudah karena berbagai pilihan menghimpitnya. Lalu apakah yang menjadi pilihan Aislinn?
     Nah buku kedua, walau masih satu rumpun dengan kehidupan fairy namun bukan Aislinn yang mejadi tokoh utama cerita. Dikisahkan Leslie (sahabat Aislinn) yang dulunya tidak tahu menahu tantang dunia Fairy akhirnya terseret pada kehidupan Aislinn. Tato itu seolah memanggilnya, dan saat tato itu terpasang di tubuhnya, saat itu juga ia masuk ke dunia yang sangat berbeda. Menjadi bagian dari kehidupan Aislinn. Buku kedua ini berjudul Ink Exchange.
Radiant Shadows
     Ketiga, cerita kembali ke kerajaan musim Panas. Aislinn kembali dihadapkan dengan berbagai pilihan-pilihan sulit. Aislinn tak pernah membayangkan akan memimpin makhluk-makhluk yang dulu membuatnya ketakutan. Membuat Aislinn harus memilih ditengah pesona fairy yang memabukkan. Buku Ketiga ini berjudul Fragile Eternity.
      Yang ke empat berjudul Radiant Shadows. Cerita ini kembali bukan Aislinn yang menjadi tokoh utama walau ceritanya tidak lepas dari Aislinn. Ani, yang merupakan makhluk setengah manusia setengah Fairy. Keberadannya menjadi ancaman dari ke empat kerajaan. Hingga akhirnya Ratu Agung mengutus Devlin untuk membunuhnya. Namun, tugas itu menjadi tidak mudah karena Devlin dihadapkan dengan kenyataan yang berbeda. Ani pun menyadari posisinya yang terancam. Keluarga dan juga kerajaan yang tak bisa di tinggalkan. Keseimbangan dunia pun seolah-olah berada ditangan Ani. Faerie (dunia fairy) ataukah kehilangan orang-orang yang ia sayangi?
      Nah terakhir adalah Dark Mercy. Sayangnya, buku ini yang rilis baru seri asli dan versi Indonesianya belum keluar. Yang jelas di buku terahir ini adalah jawaban-jawaban dari keempat kisah itu. Kita tunggu saja kedatangannya di Indonesia.
Terimakasih,

Pantai Drini, Meneropong Laut Selatan dari Pulau Bayangan

Pantai Drini dari atas "Pulau"

Halo halo halo.....
Annyeonghaseo!
     Hehehe sudah lama tak “menjajakan” catatan perjalanan. Uh, sudah berapa lama saya datang ke pantai ini tapi baru sempat menyajikannya sekarang. Ah tak masalah kapan, karena setelah kau membuka album fotomu, semua kenangan dan ingatan akan segera berebut memenuhi tangan ini untuk dituliskan.
     Ehm, Pantai Drini, dari mana kita memulainya? Itu adalah pertanyaan yang cukup sulit tapi mudah. Kembali pantai ini berada di Gunung Kidul, Yogyakarta, tepatnya di Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari. Yogyakarta,,, kota yang menyenangkan buka. Bagian selatan pantai sebelah timur didominasi oleh pasir putihnya yang masih elok dan alami sedangkan pantai selatan bagian barat didominasi oleh pantai berpasir hitam yang kental dengan mitosnya. Sungguh paket lengkap berwisata di Yogyakarta. Ok stop! Kembali ke cerita pantai Drini.
Pantai Drini dengan Ombaknya yang tenang
dan Pasir Putihnya yang perawan
     Pantai Drini berada di barisan pantai timur Yogyakarta. Jika ingin ke sana, jalurnya cukup mudah yaitu menikuti jalur pantai Baron, Krakal, atau Kukup karena Pantai ini masih satu rumpun dengan pantai-pantai yang sudah diperkenalkana sejak dulu. Hanya butuh beberapa menit naik kendaraan bermotor untuk mencapainya dari pantai-pantai tersebut. Jalanan juga masih bagus apalagi sekarang pembangunan jalur selatan sedang gencar-gencarnya sehingga akses untuk ke pantai ini cukup mudah. Perjalanan bisa ditempuh dengan berbagai tipe kendaraan

Senin, 17 September 2012

Escrapment(1) : Antara Percaya dan Tidak....

Potret sebelum naik kapal karena nggak jadi
     Karena ini judulnya antara percaya dan tidak, maka cerita ini juga berawal dari percaya dan tidak...
     Percaya atau tidak, ternyata saya udah punya dua adik tingkat yaitu 2011 dan 2012, wow... ternyata waktu berlalu begitu cepat. Padahal sisa kenangan escrapment saya, masih teringat jelas di benak. Masih unyu-unyu pula mukanya. Sekarang? Uda tega nge-escrapment dua adik tingkat.
     Oh iya, escrapment sendiri merupakan kegiatan pengenalan lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Geografi  UNY. Kenapa escrapment dijadikan nama? Saya juga tidak tau, tapi yang saya tau, escrapment sendiri merupakan tebing tinggi yang menghadap ke daratan yang luas. Kebalikannya dari clift yang menghadap lautan. Mungkin karena acara ini dilakukan di sepanjang bagian barat Parangtritis maka dinamakan escrapment. Nah, di sini kegiatannya merupakan evaluasi dari berbagai materi yang telah dibeikan sebelumnya yaitu berupa sikap kepemimpinan (leadership), kemudian P3K, survival, dan terakhir adalah navigasi. Selain keempat evaluasi materi ini juga ada ajang “perkenalan” dengan kakak-kakak tingkat yang untungnya, angkatan sesepuh-sesepuh pun bela-belain datang dari jauh-jauh untuk kenalan sama adik-adik tingkat. Hehehehe, seneng banget yak jadi Mahasiswa Pendidikan Geografi. Hahahaha...
Sunset yang berhasil saya abadikan at Samas
     Nah, cerita escrapment kali ini sungguh banyak yang diluar dugaan. Setelah jauh-jauh berjalan dari Pandansimo ke Samas, peluh bercucuran... tak diduga, kedatangan kami disambut oleh penemuan “jenglot”. Ah semacam “makhluk” yang berbentuk cukup membuat saya hanya melihat dari kejauhan. Wah saya tak ikut-ikutan itu... ngeri...
     Kedua, entah insting atau apa, saya bersi keras dan nyante-nyante saat diajak mau naik kapal. Nggak tau kenapa, males banget. Milih jalan kaki aja dah. Adik-adik tingkat udah pada mengumpat itu, pengen naik. Eh delalah kersaning Allah, kapal yang nggak jadi tak naikin itu karam tengah laguna. Eh kok karam sih. Nyangkut! Nggak bisa gerak selama kurang lebih 2 jam katanya. Maaf waktu itu saya tak sempat untuk jadi tim SAR gadungan. Entah ini keberuntungan atau apa, saya sangat bersyukur karena rasa malas saya. Hahahaha... lanjut nih jalan kaki. Ternyata susur pantai ini melelahkan juga. Perlu ekstra olahraga nih. , tapi harus sok kuat deh, gengsi diliatin adik-adik yang semangat. Hahaha...
Cantik kan Sunsetnya
     Akhir dari percaya atau tidak edisi escrapment (1) ini adalah saya “terkapar”. Hahaha seolah-olah feeling saya untuk mengundurkan diri sebelumnya adalah firasat saya. Sebelumnya saya sudah bersikeras juga untuk membatalkan diri tapi akhirnya saya juga berangkat. Ketika hari H saja masih ada gangguan. Yaitu hampir tidak ada yang mengantar. eeh..eeh... hahaha.
     Wah tapi escrapment hari ini adalah “wow” banget dah. Hahaha...

     Semangat adik-adik angkatan, kalian the best lah bisa masuk geografi! Selamat menjadi keluarga baru kami... doakan yang tingkat atas ini cepet lulus biar kalian nggak jadi junior mulu. Karena kesalahan kalian adalah jadi junior. Hahahaha.... 

Pandansimo-Depok, 15 September 2012
Panitia kelelahan yang narsisnya TETEP nggak ilang at Pendidikan Geografi 2010

Rabu, 05 September 2012

Review buku "MERABA INDONESIA" by Ahmad Yunus


“Menulis Indonesia bagaikan mengisahkan seklumit misteri yang rumit sekaligus menantang. Tak ubahnya mengupas sebiji bawang. Lapisan demi lapisan menguak sejarah, namun begitu terkuak mata kita perih karenanya. Tapi, biarlah mata ini perih. Yang terutama adalah saya berusaha mengelupasi lapisan-lapisan Indonesia.” Ahmad Yunus

Cover Depan Meraba Indonesia
Ah aku tak menulis sebuah resensi buku yang syarat akan pedoman kebahasaan yang cukup rumit. Kali ini aku mengangangkat “review” dengan difinisiku sendiri. Buku “Meraba Indonesia”, kali ini juga bukan novel-novel seperti sebelumnya tapi sebuah buku yang berisi catatan ekspedisi dua wartawan mengelilingi nusantara.

Bagaimana aku memulainya? Hanya dengan melihat cover buku ini sebelum membelinya aku sudah merasa tertarik. Menumbuhkan pertanyaan bagaimana sebenarnya Indonesia itu yang terkenal dari Sabang sampai Merauke? Bagaimana kondisi ribuan pulau lain? Bahkan bagaimana dan apa itu pulau Sabang dan Merauke? Apakah sama dengan apa yang kita banggakan dari lagu-lagu nasional yang terus saja dinyanyikan dengan megahnya? Kekayaannya? Namun, terbesit pertanyaan bagaimana Indonesia itu sesungguhnya?

Buku ini ditulis oleh salah satu wartawan yang melakukan ekspedisi tersebut. Ahmad Yunus. Setelah hampir setahun perjalanannya mengelilingi nusantara, tahun 2011 buku ini dicetak dan diterbitkan oleh Serambi Ilmu Semesta dengan jumlah halaman 376.

Sungguh dari tulisan seorang wartawan seperti Ahmad Yunus, kita seolah-olah mulai mengenal Indonesia yang sesungguhnya. Saat kita tinggal di Jawa, seolah-olah gemerlap kehidupan ini adalah Indonesia. Namun, saat kita melihat keluar, Indonesia merupakan negara “kaya” yang syarat akan berbagai masalah pelik kehidupan. Dari tulisannya, kita akan belajar untuk mengenali Indonesia, negara yang kita banggakan dan tanah air nusantara kita. Indonesia tergambar “lebih dekat”, dari pulau ke pulau dari suku ke suku dari bahasa ke bahasa, dan dari cerita ke cerita “apa adanya” dari rakyat biasa yang menggugah hati pembaca.

Bersama wartawan senior (Farid Gaban), Ahmad Yunus mengelillingi Indonesia dengan menggunakan sepeda motor dan penuh resiko. Dia membagi pengalaman dari berbaga wilayah Indonesia yang bahkan jauh dari pemikiran kita. Berbagai kisah menyentuh dan berbagai kisah perjuangan mewarnai setiap sudut nusantara. Dan dari buku ini, terdapat harapan yang ditanamkan pada benak kita yaitu “mengenal lebih dekat, lebih rekat... mencintai Indonesia apa adanya.” Selamat membaca dan semoga nasionalime kalian membara sepeti “api” yang kan menerangi dan menjadi energi di setiap sudut nusantara, bukan “api” yang kan menghancurkan tanah kita tercinta.