Pintu masuk sisi barat perbatasan Ponorogo-Wonogiri |
Akhirnya perjalanan menuju Ponorogo ini terlalui, dengan requirment peserta yang cukup alot akhirnya kami berenam (Aku, Angga, Dita, Upi, Gigon, dan Hanafi) meluncur ke kota Reog itu. Tujuan kami adalah ke tempat salah satu sahabat yang tinggal di sana. Dybora.
Dengan modal GPS dan “GPS” berangkatlah kami ke Ponorogo melalui jalur, Jogja-Klaten- Sukoharjo-Wonogiri-Ponorogo. Karena kenekatan inilah, kami bertanya sebanyak lima kali. Hehe. Benar karena ini perjalanan pribadi tanpa pengalaman akhirnya kami repot-repot menghitung berapa rekor kami bertanya dan memanfaatkan “GPS” (Gunakan Penduduk Setempat) untuk bertanya dijalan. Begitu mengesankan(mengenaskan?) jika perjalanan perlu sedikit nyasar atau kebablasan. Sampai kebablasan ke jalan butupun kami lalui.
Panggung Pertunjukan di Alun-alun Ponorogo |
Kurang lebih lima jam kami menempuh perjalanan Jogja-Ponorogo ini, kami sampai di alun-alun kota ponorogo dan menunggu Dyb yang akan menjemput. Ah di kota ini untuk nyari alun-alun aja kami nanya dua kali. Soalnya lebih sulit nyasar di kota daripada nyasar di desa. Ribet jalannya, mana setiap perempatan ada patungnya lagi. Katanya sih tiap perempatan itu beda namanya, tapi dimataku sama aja. Warok atau patung keturunan asli orang Ponorogo, eh iya nggak ya Dyb? Hehe
Sebelumnya, aku sudah searching di internet tentang spot di Ponorogo yang harus di kunjungi dan salah satunya adalah alun-alun ini. Eh baru beberapa kali foto hujan langsung menghadang, bresss. Sial amat ya? Kami memutuskan untuk langsung ke rumah Dyb karena dia juga sudah datang menjemput dan sempet ikut berfoto. Hehe.
Rumahnya tak jauh dari alun-alun. Wow ternyata dia anak kota! Ngakak aku, tapi kota Ponorogo nggak seperti yang aku dan teman-temanku bayangkan. Sepi sekali, padahal hari ini adalah hari libur loh, Sabtu dan kebetulan tanggal merah. Apa karena nyepi ya jadi ikutan sepi? Tapi Kota Ponorogo memang sepi, di kota aja banyak sawahan kayak gini. Samping rumah dia aja sawah. Walah! Mana ada di Jogja kotanya sawahan? Sampai rumah kami langsung pasang pose “layaknya rumah sendiri”. Pada nggak tau malu ni anak-anak, setelah ketemu Ibunya Dyb dan makan siang nyam-nyam kami langsung aja nepar dan tidur berserakan di ruang tamu sambil nyemil (lagi), duh enaknya. Kesampaian deh makan sate Ponorogo. Satenya beda, bumbunya juga beda. Nyam-nyam deh. Mau lagi TT_TT
Selama teman lainnya sibuk beristirahat, aku dan Dyb mengobrol tentang planing kita hari ini dan besok. Setelah bingung karena mempertimbangkan jarak dan kondisi fisik kami, akhirnya hari ini tujuannya adalah alun-alun dan besok ke Telaga Ngebel. Tak perlu waktu lama, kamii ahirnya bersiap untuk pergi ke alun-alun. Kami berdelapan, enam orang ditambah Dyb dan adiknya, Iam. Kami berangkat ke alun-alun dan mulai foto-foto di sana.
Aku pikir alun-alun adalah spot wajib untuk di kunjungi. Di sini banyak hal yang bisa di foto. Sisi timur ada kantor DPRD, sebelah utara adalah kantor bupati yang tinggi banget tuh tingkatnya, kalau nggak salah ada delapan tingkat. Sebelah barat masjid agung kota Ponorogo.
Gedung Bupati Ponorogo dari sisi barat daya |
Patung tujuh (walau cuma dua yang keliatan) SInga |
Belum lagi enam patung yang menarik perhatian. Lima patung adalah singa dan satunya aku lupa namanya. Dua patung ada di depan kantor bupati sedangkan empat patung singa tersebar di setiap sudut alun-alun. Sayang seribu sayang karena sudah malam dan kameranya full memory, yang tiga patung nggak ke foto. Tapi, kita dapat ceritanya kok. Jadi keempat patung singa ini berbeda-beda. Dari sisi timur laut, ada dua singa (jantan-betina) yang mengambarkan petemuan. Sisi barat barat laut masih dua singa (betina-jantan) yang saling mencintai. Ciee bahasaku, tapi beneran loh. Aku liat matanya bisa berkaca-kaca. Padahal itu hanya lekuan di batu, tapi aku bisa beneran liat sorotan matanya yang penuh dengan kehidupan. Haha oke next. Sisi barat daya singanya uda ganti, nggak jantan lagi tapi betina dan anak-anaknya. Lucu deh. Nah sisi tenggara adalah singa jantan dengan srigala. Katanya sih ni srigala yang jahatin betina sama anak-ananya. Makanya singa jantan marah tuh sama dia dan berkelahi di sini. Dari keempat patung ini bisa diartikan sendiri makna yang ingin digambarkan. Aku juga pernah membaca artikel tentang singa, bahwa mereka ini adalah binatang yang setia dan memiliki kasih sayang yang begitu bersar terhadap keluarganya. Bahkan induk singa mau loh mengasuh anak singa lain yang induknya telah mati. Contohlah singa deh. Pasti romatis banget.
Nah ini patung penuh perasaan yang aku maksud . letaknya di sisi barat laut alun-alun deh |
Oke, cerita singanya selesai deh, oh iya singa itu adalah simbol kepala yang digunakan dalam kepala reog. Jadi nggak heran kalau di sini banyak patung singa, soalnya reog itu ya singa itu. Pengen nangis deh kalau bilang reog. Soalnya pas ke sana kita nggak bertepatan dengan bulan 1 suro atapun bulan purnama. Jadi nggak bisa liat pertunjukkan reog deh. Lain kali kalau mau ke Ponorogo harus liat tanggalan jawa dulu biar bisa ikut menyaksikan reog ah.
Di alun-alun ini kami juga tak lupa mencicipi jajanan di sana yaitu sate tahu dan pentol goreng. Komentarnya adalah enak dan murah! Buset kami belinya Rp 10.000 biar semuanya kebagian malah syock liat banyaknya yang kita dapet. Tapi dasarnya rakus, tuh makanan abis juga dilahap. Di komples alun-alun ini kami juga sempat mencicipi sholat di masjid agungnya. Walau sempet agak senewen dengan dua temen kami yang pedenya masuk ke masjid dengan celana pendek dan kaus tanpa lengan. Tapi jadi cerita yang tak terlupakan. Kalian berdua emang yuhutlah kalau buat perut ngakak. Top!
Setelah muter-muter dan belum puas nongkrong kami akhirnya memutuskan untuk pulang. Soalnya lagi-lagi hujan. Ngenes banget nggak sih? Uda kamera full memory, eh ujan lagi. Haduh. Daripada sakit akhirnya kami kembali ke rumah untuk mandi dan beristirahat karena besok masih mau jalan-jalan. Kami juga makan malam lagi. Wah, bisa nambah berat badan kalau kerjaannya makan. Pokoknya thanks buat keluarga Dyb yang uda memberi makan dan tempat tinggal kita hari ini.
Oh iya, dua temenku masih aja menyelinap malem-malem buat pergi ke mall nya Ponorogo, tuh dua orang emang gokil.
See you next at Telaga Ngebel !
Ponorogo, 21 Maret 2015
Galeri:
We're Here ! |
Ladies Time! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar