Rabu, 31 Agustus 2016

Pantai Klayar; Yang katanya Ada Seruling Samudranya

"Jika berbicra tentang warisan alam, yang bisa saya bayangkan adalah nilainya dan nilainya warisan alam itu tidak terbeli, tidak tebaharui, karena dalam jejaknya ia memiliki sejarah penting yang menjadi saksi puluhan bahkan ratusan generasi sebelum kita."
Pantai Klayar, 14 Agustus 2016
Cukup Meninggalkan Jejak
Seperti dalam dunia dongeng anak-anak tempat ini bagi saya. Saya lebih banyak mendengar keelokan dan keindahan pantai ini dari teman dan melihatnya dari berbagai media sosial. Selebihnya hanya banyangan. Akhirnya saya nyasar juga sampai sini. Tuh kan, nggak direncanakan tiba-tiba saja saya sudah sampai di Kecamatan Donorojo, tepatnya di Desa Kalak, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur dan cerita pantai ini tidak hanya menjadi dongeng pengantar tidur saya.

Minggu, 28 Agustus 2016

Pantai Banyu Tibo; Eksotisme Pantai ber-Air Terjun Part 2

"Langit siang ini begitu cerah, cahaya matahari terasa begitu hangat menerpa raga bercampur sepoinya angin dari samudra, deburan ombak tak kalah indah berjalinan dengan suara air terjun yang menyatu menjadi simfoni sempurna karya Pemilik Semesta Alam."
Pantai Banyu Tibo, 14 Agustus 2016
Air Terjun yang ada di Pantai Banyu Tibo
Saya menyasarkan diri saya sendiri, batin saya, apa karena saya memakai nama "komunitas anak nyasar" ini seolah menjadi kutukan ya? Entah kenapa, tapi pasti ada-ada saja kejadian nyasar di hampir setiap perjalanan saya.

Minggu pagi itu saya janjian jam 7 pagi untuk liburan. Saya sempat heran, tumben pagi sekali, kita kan hanya akan pergi ke Gunung Kidul? Saya lantas mempacking tas saya lengkap dengan baju cadangan apabila insting nyebur saya tiba-tiba di bangkitkan dan wussss akhirnya saya berangkat juga lewat jalan cangkringan. Ah sekarang saya seneng sekali lewat jalan ini ketika bertamasya dengan tujuan Gunung Kidul dan sekitarnya, jauh dari kemacetan hanya digantikan banyak truk yang kadang berlalu-lalang.

Sabtu, 27 Agustus 2016

Museum Kars Indonesia; Akhirnya Tanpa Sengaja Mampir Juga

 "Kekayaan Geoheritage Indonesia itu sangat luar biasa. Bagaikan pasir di pantai, tak terhitung berapa kali kita harus mensyukurinya."
Museum Karst Indonesia, 14 Agustus 2016

Gerbang Depan Museum Karst Indonesia
 Akhirnya....

Tanpa sengaja saya mampir juga di Museum Karst Indonesia, museum karst terbesar se Indonesia bahkan Asia Tenggara. Akhirnya goole maps saya bermanfaat juga karena saat saya sedang mencari rute Jogja-Pacitan saya disarankan untuk lewat Pracimantoro yang merupakan kawasan di bangunnya museum ini. Saya pun sedikit merengek minta mampir mumpung lewat sekalian. hehe...

Jumat, 12 Agustus 2016

Review Novel Terjemahan Korea; Letterbox 110 by Lee Do Woo

"Bagiku belajar cinta itu tidak akan pernah tuntas, ia adalah benih, yang akan tumbuh selamanya, mati pun ia akan kembali bertunas di benih selanjutnya" 
AI_11 Agustus 2016


Judul : Letterbox 110
Penulis : Lee Do Woo
Penerbit: Penerbit Haru
Tahun Terbit: Februari 2016
Jumlah Halaman : 492 halaman
ISBN: 978-602-7742-72-7

Belajar tentang cinta, Letterbox 110 ini adalah novel yang mengajarkan banyak tentang cinta. Perbedaan pandangan terhadap pemahaman cinta dan mencintai menjadi topik utama yang menaungi kedua tokoh utama. 
Jinsol yang tidak suka kerumitan dan hanya ingin hidup yang sederhana dan Geon yang memiliki masalah rumit dengan percintaannya. Mereka berdua dipertemukan dalam satu atap gedung kerjanya, membuat apa yang mereka yakini menjadi begitu abu-abu. Jinsol yang ingin menjalani cinta sederhana pun terjebak dalam kehidupan cinta Geon yang begitu rumit sehingga membuatnya berulang kali menjadi pengecut dan melarikan diri dari Geon. Geon yang awalnya tidak menyangka cinta itu akan menghampiri dirinya, justru tidak menyadari bahwa hatinya telah tercuri oleh Jinsol.

Rabu, 03 Agustus 2016

Review Tambora; Letusan Raksasa Dari Indonesia

Judul: Tambora; Letusan Raksasa Dari Indonesia
Penulis: Gillen D'Arcy Wood
Penerbit: Chance Imprint PT. Zaytuna Ufuk Abadi
Cetakan : I, Februari 2015
Jumlah Halaman : 350 halaman
ISBN: 978-602-1139-80-6

Ini adalah pertama kalinya saya mereview buku non-fiksi. Mencoba mengabadikan apa yang saya peroleh dari buku ini ke dalam catatan kecil saya ini.

Buku yang fantastis!

Jika kita adalah orang Indonesia maka kita akan melihat dari luar bagaimana dampak erupsi salah satu gunung di Indonesia ini bagi dunia. Buku ini menceritakan betapa Tambora memberikan dampak yang luar biasa terhadap dunia. Dampaknya tidak hanya dari segi fisik namun juga ke kejiwaan manusia pada tahun tanpa musim panas 1815.
Indonesia masih dijajah, budaya tulis menulis masih sangat rendah sehingga jejak tentang letusan besar di Indonesia ini sangat minim sekali. Raffles, yang kala itu berada di Hindia-Belanda pun meninggalkan sedikit sekali catatan tentang erupsi Tambora. Mengubur catatan tentang ribuan korban yang meninggal di tanah Sumbawa. 

Rafting Sungai Elo, Sudah Berlalu Rasanya Masih Ngilu

Setiap kesempatan yang datang itu rumusnya satu. Get and grab it! Jika kita tak mencoba kita tidak akan berani, jika kita tidak merasakan kita tidak akan tahu, jika tidak sekarang kita belum tahu kapan dia akan datang lagi, jika, jika, jika, jika... dan jika lainnya sampai kita sadar bahwa "jika" adalah wujud dari penyesalan di kemudian hari__AI@Magelang, 31 Juli 2016

Judulnya "Masih" Teman 
Prolog yang galau menurut saya, yah, itulah kisah "jika". Saya menulisnya karena akhirnya "jika" tidak lagi menjadi penyesalan. Sudah dari semester ke dua saya kuliah (2011) saya ingin rafting tapi hanya berakhir dengan "jika" akibat penundaan yang terus saya lakukan. Jadi kenyasaran saya di lingkaran "jika" ini berkurang satu sekarang.

Hmm.. saya pikir blog saya ini akan menjamur dan dipenuhi oleh kutu buku saking lamanya nggak update perjalanan. Faktor kemalasan dan kesibukan saya untuk bermalas-malasan adalah alasan utamanya. hahaha. Lets just stop here!!

Hari ini, saya bukan muter-muter nyasar di jalanan tapi mencoba nyasar di sepanjang sungai elo. Bersama teman-teman saya mulai dari teman hidup, teman kerja, teman main, sampai dengan teman yang baru datang entah dari dunia mana dan siapa namanya, kami yang berjumlah 17 orang ini berkumpul di sebuah rumah makan Limasan di jalan arah Borobudur. Mau apa? Mau diceburin di sungai elo oleh temen-temen dari Mendut Rafting.