Bungker Kaliadem |
"Teman adalah sebuah mimpi. Datang dan perginya tidak dapat kita tolak maupun kita harapakan, mereka ada saat kita benar-benar membutuhkan. Tapi kita juga tidak bisa mengatakan bahwa mereka tidak pernah ada."
AI_1 Mei 2017
Sudah lama sekali sepertinya tidak berjumpa dengan teman-teman saya yang satu ini para (keluarga) edukator museum. Berawal dari suatu malam ketika kami menyesap secangkir kopi bersama, kami mencetuskan untuk trip bersama. Trip yang tidak terlalu jauh, namun sangat berkesan. Saat itulah kami memutuskan untuk melakukan Lava Tour di kaki bukit Gunung Merapi.
Tim yang rapuh, banyak yang meragukan apakah kita benar-benar akan melakukannya. Sebuah guyonan yang sangat garing karena kebanyakan acara yang kita buat berujung menjadi wacana. Menyedihkan mengingat aktivitas kami yang berbeda. Akhirnya setelah memberi tahu melalui japrinan. Berangkatlah 12 orang yang lagi-lagi dipertemukan oleh keinginan yang sama. Menikmati hidup, bersenang-senang, sekaligus bersilaturahmi.
Bagi saya sendiri, perjalanan ini bagai sebuah lelucon. Setiap harinya, saya melihat banyak orang yang memanfaatkan wisata Lava Tour ini mengingat lokasi tinggal saya ada di wilayah tersebut. Seperti orang yang menanam buah, banyak menjualnya pada orang, tapi saya sendiri justru belum pernah merasakannya secara pasti bagaimana rasanya. Akhirnya saya merasakannya dan saya hanya tertawa. Bukan wisata yang membuat segalanya menyenangkan tapi bersama siapa kita melakoninya.
Pukul 08.00, janjian yang seperti biasanya molor. Teman-teman mulai berdatangan ke rumah. Titik start dan finish perjalanan ini dipilih rumah saya mengingat jaraknya tidak begitu jauh dari basecamp tempat kami menyewa armada jip lava tour. Dengan pilihan jalur medium kami menelusuri tempat-tempat seperti museum mini sisa hartaku, The lost World Castle, Bungker Kaliadem, dan terakhir manuver di Kali Kuning. Satu paket yang menurut saya sudah cukup panjang dan tentunya melelahkan. hehe. Oke bukan melelahkan dalam artian negatif. dengan tiga armada kamipun memulai perjalanan ini.
Disepanjang perjalanan ada yang mengajal di hati saya. Saya sudah menduga bahwa perjalanan ini akan mempertemukan saya dengan banyak orang yang mengenal dan akhirnya mengejek saya. Ngapain kamu? Lucu juga sih karena biasanya saya yang ngeguide orang kini saya ikut wisata di tempat sendiri. Akhirnya dengan lagak tour leader saya bilang nganter tamu, supaya masalah selesai dan tidak semakin panjang dan lebar.
Dititik pertama, museum mini sisa hartaku, kami sempat ilang. Jip saya terpisah dengan kedua armada lainnya. Saya ke museum yang bawah dan teman-teman ke museum yang atas. Jadi di merapi ada dua museum yang sama-sama menampilkan sisa-sisa harta yang terkena letusan merapi tahun 2010. Akhirnya setelah mengecek lokasi di bawah saya pindah ke tempat teman-teman di museum yang atas. Tentu saja, agenda kami hari ini adalah menikmati wisata, berfoto, dan menguji adrenalin jadi banyak yang saya skip saja infowisata terkait dengan lokasi (kalau sempat nanti saya buat artikel sendiri). Setelah ini mulailah kami berpindah ke The Lost World Castle yang belum jelas statusnya. Entahlah itu jadinya, banyak sekali rumor yang beredarkan ? Tapi tetap saja wisata ini menjadi daya tarik mengingat pembangunannya yang cukup bermodal dan menarik.
Timing yang kami sedikit meleset dari harapan. Setelah dari TLWC, kami melakukan pejalanan ke Bungker Kaliadem. Ramai sekali mengingat hari ini adalah hari libur. Saya juga heran saat melihat jip yang memanjang dengan jarak menempel satu sama lain, saling berbagi jalan untuk menuju satu tujuan. Hmmm, benar-benar pemandangan yang menkjubkan mengingat dulunya tempat ini penuh dengan duka namun kini menjadi jalur dengan banyak teriakan dan canda tawa. Hidup itu hanya benar-benar berlalu ternyata. Saat kami tiba di Bunker lagi-lagi merapi malu-malu dan membungkus ririnya dengan kabut tebal seolah menggoda pengunjung yang datang. Raksasa itu bersembunyi dengan sempurna di balik awan tebal. Terik matahari begitu membakar kulit, panas sekali, dan akhirnya kami hanya memutuskan berjalan-jalan sebentar, berfoto, dan kembali melakukan perjalanan.
Kalikuning, sungai yang setiap hari saya lewati. Teriakan yang selalu saya dengar setiap melewati jembatan saat melihat banyak yang sedang bermain di sana. Kini tidak lagi menjadi penonton, saya siap menceburkan diri di dalamnya.,Hati saya ikut berdebar, ini pertama kalinya saya nyemplung di sana dengan jip. Sebelum-sebelumnya saya belum pernah melewati medan seperti ini ada saya was-was bagaimana rasanya. Dalam hitungan tiga, saya sudah merubah mode saya untuk basah. Hmm, sepertinya tingkat kegosongan ditubuh saya akan 100% meningat sebelumnya sudah terpanggang dan kini harus dicelupkan di sana, dan...
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa,
pertama kali saat masuk ke dalam air,
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa,
kedua saat memasuki daerah terdalam dari sungai ini,
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa,
ketiga karena berhasil mentas dan kembali gas diijak dalam untuk manuver yang ke dua. Hmm, saya sudah mulai basah dan exited.
Aaaaaaaahahhahaha,
teriakan saya sudah mulai campur dengan tawa karena berhasil memandikan teman di mobil sebelah,
Aaahahahahha,
saya mulai merasakan efek domino karena armanda saya mulai banjir sendiri
Aaaaaaaaaaaaaaa,,,,,
sepertinya teriakan ini tidak ada habisnya,sampai saya lupa efek yang lain yang akan rasakan nantinya. Kesadaran saya hilang, hanya fokus dengan kecepatan, cipratan air dan pegangan di tangan saya. BEnar-benar seru dan menyenangkan mengingat ini baru pertama kalinya. Teman-teman saya seperti kucing yang dipaksa bermandikan air. Saya tertawa melihat mereka kuyup oleh air yang sudah berapa kali terinjak ban mobil dan bercampur dengan bahan bakar dari mobil itu. Hmm, kalian membayar lebih dari 400rb hanya untuk dimandikan. Rasakan! haha.
Kami mengakhiri perjalanan kami dan berinstirahat sambil menunggu antrian ganti baju. Banyak teman-teman yang kelelahan dan tertidur dikursi depan rumah. Fokusnya sudah mulai berkurang dan lapar sudah mulai menyerang. Sudah saya duga, puncaknya adalah esok harinya, itu pasti mengingat kami yang terlalu semangat berpegangan dan tubuh yang terlempar kesana kemari menyesuaikan dengan jalan offroad yang luar biasa menguncang oragan. Siap-siap kaku dan pegal-pegal deh.
Jika saya simpulkan, sepertinya kali ini saja saya lava tour. Benar-benar paket yang sempurna dan totalitas. Rasanya masih terasa hingga beberapa hari setelahnya. Biasanya saya kesana dengan mode aman, tapi kalau lava tour wisata memang full paket goyang. Desain yang bekesan untuk yang belum penah merasakannya. Tapi jauh dari semua rasa lelah itu, berkumpul dengan banyak teman di usia seperti ini adalah sesuatu sekali. Rasa itu terbayar dengan tawa dan senyum teman-teman. Semoga lain kali, kami masih terus bisa melewatkan waktu bersama dengan kegembiraan yang lebih sempurna. Amin.
The Lost World Castle |
Bungker Kaliadem |
Museum Mini Sisa Hartaku |
Museum Mini Sisa Hartaku |
Masih di The Lost World Castle |
Manuver Kaliadem |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar