Jumat, 22 Mei 2015

Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama; Mampir Sambil Kondangan

Kompleks Museum Monumen yang Sejuk dan Asri
Upss...
    Prisip penulisan judul adalah representasi dari apa yang paling berkesan. Bukan tulisan yang bermaksud menyudutkan tapi just look up to another perspective sekaligus mempromosikan program kedua teman saya yang ada di sana loh. hehe

     Once upon a time, ceritanya saya waktu itu diajak teman untuk kondangan pernikahan di salah satu pendopo di sudut Kota Yogyakarta, ngeengg….. sampailah saya ke halaman parkir luas yang di kanan kirinya terdapat pedangan dan berbagai atribut “mencurigakan”

    “Katanya kondangan? Kok ke museum sih?” komentar saya saat melihat papan petunjuk bertuliskan Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama. Teman saya hanya mengakat bahu tak mengerti dan menujukkan peta di undangannya. Benar kok. Nggak salah alamat dan juga petanya. Kami pun masuk dan benar saja kondangan itu ada di pendopo utama museum monumen itu. Setelah selesai, saya pun iseng buat jalan-jalan di sekelilingnya. Uh kok ada meriam gini? Ada yoni juga? Lah mana museumnya? Keliling dan keliling, akhirnya saya menemukan museum itu justru di depan, sebelah kiri pintu masuk (saya masuknya tadi lewat kanan, jadi nggak liat). Ketika saya mendekatkan diri, loh kok tutup? Saya melongo dan the end.

    Itu cerita beberapa bulan sebelum saya masuk ke dunia permuseuman, sekarang museum itu bukan seperti yang saya ceritakan. Buka teman-teman, setiap hari dengan jam buka yang bervariasi. Saran saya, mampirlah jika kalian kondangan ke sana karena saya pikir tempat itu cukup ramai digunakan sebagai tempat kondangan (pendoponya). Jadi kalian tidak hanya memberi tapi juga mendapat ilmu ketika berkunjung ke sana. Setali tiga uang katanya. Hehe

Nah apa sih yang ada di dalam museum?
Arsip dokumen perjuangan pangeran Diponegoro

     Museum Monumen Pangeran Diponegoro adalah museum yang menyimpan koleksi dari Pangeran Diponergoro, baik dari koleksi pribadi sampai koleksi pusaka dan peralatan perang di era perjuangan melawan penjajah. Masih ingat nggak apa yang menjadi puncak meletusnya perang jawa yang dipimpin oleh beliau? Jawaban di LKS dan lembar soal kalian adalah “saat Belanda memasang patok pembangunan jalur rel kereta yang melintasi makam leluhur pangeran Diponegoro”. Cerita selengkapnya ada di sini tempatnya. Museum ini adalah salah satu monumen yang mengingatkan kembali perjuangan beliau melawan penjajah. Jadi ceritanya, tempat ini dulunya adalah kediaman beliau, yang kemudian dikepung oleh Belanda . Salah satu peninggalan yang menjadi saksi bisu cerita pengepungan ini adalah tembok jebol yang berada di sebelah barat laut dari pendopo. Ceritanya, tembok yang tebalnya kurang lebih 70 cm ini dijebol dengan tenaga dalam loh, bukan alat. Widiih pangeran keren ya? Uda naik kuda, punya kekuatan dalam lagi. Kayak pangeran-pangeran impian saya waktu masih kecil. Saya sempet bertanya loh, kudanya hitam atau putih, soalnya pangeran impian saya pake kuda putih gitu. Hehe

Lupakan mimpi saya, next…
 
Mata uang pada zaman pemerintahan Hindia-Belanda
   Di dalam museum sendiri koleksinya beragam loh, mulai dari koin, gambar-gambar, gamelan, berbagai peralatan perang dan lain sebagainya. Semua memiliki cerita dan sejarahnya sendiri-sendiri. Saya nanya-nanya aja asal, berdasarkan pelajaran yang saya ingat pas masih SMA. Bagikan mengumpulkan puzzle cerita sejarah Ngayogjakarta. Sok tau dan pinter gitu, sekalian nguji edukatornya kalau ketemu tamu yang berisiknya kayak saya. Tong kosong berbunyi nyaring ya? Keren kan ya? Padahal saya nanya nama kecil dan gelar kebangsawanan beliau, eh uda langsung lupa tuh, secepat saya keluar dari pintu museum. Haha

    Di luar museum masih ada yang bisa dilihat loh, selain tembok jebol, meriam dan yoni yang saya sebutkan sebelumnya, terdapat juga relief dan beberapa benda lainnya. Relief ini termasuk gede. Kalau kalian kondangan aja pasti nggak bakal liat. Makannya, masuk ke museumnya dan bertanyalah karena relief ini ada di belakang pelaminan. Nggak mungkin kan kalau kalian hanya tamu kondangan jalan ke belakang pelaminan? Nah, ajak edukator museumnya dan mintalah petujuk di sana. Pasti di anter sampai belakang pelaminan ini. Relief ini adalah cerita prjuangan pangeran Diponergoro secara keseluruhan. Tinggal suru edukatornya ceirita aja beres kok. Hehe. 
Relief Perjuangan Pangeran Diponegoro 
    Nah koleksi lainnya adalah tempat wudhu yang di sebut tetenger/padasan. Ada juga comboran atau tempat makan kuda-kudanya pangeran Diponergoro di sisi timur pendopo. Kalau diliht mirip bathup. Jangan-jangan pembuatan bathup terispirasi dari comboran kudanya pangeran ya? Hahaha. Ngakak sendiri saya mikirnya.
Comboran Kuda, itu selebar bentangan tangan saya panjangnya
    Kesimpulannya, mampirlah sambil kondangan. Jangan salah loh kedatangan kalian ke museum itu tercatat loh, uda gratis kalian termasuk melestarikan cerita perjuangan beliau di pula Jawa khususnya di Yogyakarta. Keren kan?

Jam buka museum

Senin-Kamis 08.00-14.30, Jumat 08.30-13.30, Sabtu 08.30-13.00 dan tanggal merah 08.30-12.30. ayuk berkunjung.

Done!

Museum kita tak kalah hidup dengan cerita night at the museum yang terkenal itu kok. Kenapa? Karena keberadaan kita menghidupkan kembali benda yang sudah lama mati, menghadirkan kembali sejarahnya , menjadi suara bagi mereka yang tak lagi bisa berbicara, dan menjadi penyambung lidah antar generasi negeri ini (AI).
Tembok Jebol, Saksi Bisu Pengepungan Kediaman Pangeran Diponegoro
 
Menu Wajib, dari kiri ke kanan Ayu, Mas Yovi, AI (saya), dan Mas Farhan 
Salam sahabat museum!

Museum di Hatiku! 
 
Powered by:
Mas Yovi dan Mas Farhan
(Edukator Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama)

3 komentar: