"Perjalanan
itu... seperti sebuah roda. Berputar dengan porsinya yang selalu
sepadan. Tidak lebih banyak atau lebih sedikit. Hanya saja, kecepatannya
masing-masing roda yang tidaklah sama untuk mencapai tujuan akhirnya"
Kebumen, 16 Februari 2018
Bedungan Wadaslintang, di sisi bagian selatan (kebetulan airnya surut, jadi tidak mengalir) |
Baru kali ini!
Sepanjang sejarah perjalanan saya, sebesar angka yang tertera dalam speedometer motor yang saya gunakan, dan sebanyak perjalanan yang saya tempuh, baru kali ini saya putar balik kanan. Biasanya saya pantang sekali muter, tapi karena kurang telitinya saya melihat google maps, akhirnya saya diharuskan puter balik kanan.
Cerita ini bermula dari undangan kondangan teman saya ke Kebumen. Kebetulan dekat dengan hari libur saya sehingga saya memutuskan untuk datang ke sana. Kebetulan saya lama sekali tidak touring keluar kota dan kebetulan saya juga belum pernah naik motor sampai ke Kebumen. Kebetulan dan kebetulan yang akhirnya membuat saya siap untuk menjelajah kawasan yang masuk dalam salah satu kekayaan geoheritage Indonesia, Karangsambung. Saya terakhir ke sana karena kuliah lapangan saya di tahun 2012. Sekarang saatnya napak tilas!
Sebelum ke Karangsambung, saya mencari referensi wisata dan memutuskan untuk pergi ke Bendungan Waduk Wadaslintang (Perbatasan Kabupaten Wonosobo-Kebumen) dan Bukit Pentulu Indah (Jl. Karangsambung, Kaligending, Karangsambung, Kabupaten Kebumen). Rute yang saya tempuh adalah dari Sleman-Moyudan-Sentolo-Wates-Purworejo-Jl. Raya Waduk Wadaslintang-Waduk Wadaslintang.
Pemandangan di Waduk Wadaslintang, gunugnya kece sekali di sana ^_^ |
11.30, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Kebetulan hari ini adalah hari Jumat, jadi kami harus mencari masjid terdekat. Karena tujuan kami adalah ke Bukit Pentulu Indah kami ambil kanan menempuh jalur berikutnya melalui Jl. Raya Sendangdalem-Kaliputih-Wonokromo-Sawangan-Krakal-Gayam-Jl.Karangsambung-Bukit Pentulu Indah. Bukit Pentulu Indah merupakan wisata top selfie dengan memanfaatkan hutan pinus sebagai objek wisata utamanya. Di sini, banyak sekali tempat untuk berfoto dan juga didukung dengan lokasinya yang menghadap lembah Karangsambung sehingga pemandangan perbukitan terhampar luas dari bukit ini. Jika pernah pergi ke wilayah Dlingo-Mangunan (Jogja), tempat ini memiliki konsep yang sama dengan beberapa top selfie di lokasi tersebut seperti rumah hobbit. Aktivitas saya tidak banyak, saya datang, istirahat, dan juga foto-foto sambil menikmati pemandangan di sekitarnya. Fasilitas yang ada sebagai tempat wisata di sini juga cukup mendukung, saya juga sempat melihat adanya camping ground dan tempat outbound yang di bangun sebagai pendukung tempat wisata dan aktivitas outdoor lainnya. Tiket masuk kawasan Rp 5.000 (Feb 2018)
Pemandangan alam dari wisata Pentulu Indah |
Kami tidak lama ditempat teman, pukul 16.00 kami memutuskan untuk pamit. Usai melepas rindu karena lama tidak bertemu sahabat, kami memutuskan untuk pulang ke Jogja. Kami berniat untuk menempuh rute utara yaitu melalui Jl. Sadang-Kalidadap-Prembun-Wonosobo-Jl.Kaliwiro-Jl.Purworejo-Borobudur-Tempel-Pakem,Sleman. Kami santai saja melalui jalan yang tidak terlalu bersahabat. Sudah biasa pikir kami sampai tiba-tiba ada tulisan jalan di tutup. Ehmm, kita masih ragu dan bertanya (kebetulan anak SD), dan katanya bisa kok kak. Nekatlah kami. Jalan masih aman-aman saja. Pemandangan di atas perbukitan juga keren. Kami masih senang-senang saja sampai akhirnya kami harus ngerem tiba-tiba di depan Waduk Mini/Embung Cangkring. Saya bingung dan saya tahu kalau jalan di depan kami terputus total. Tidak bisa dilewati dan kami tidak mau mengambil resiko jika nekat lagi. Kami hanya bisa saling pandang, menghela nafas panjang dan tertawa sambil menikmati pemandangan yang luar biasa. Lembah dan perbukitan yang silih berganti. Kurang lebih satu jam, 14 km bolak-balik kami tempuh dan jalan terputus. Kami akhirnya mencari jalan aman dengan balik kanan kembali ke Karangsambung, menempuh rute normal melalui Purworejo dan kembali ke Jogja.
Perjalanan kami, 14 jam, entah berapa ratus meter yang kami tempuh. Cukup melelahkan badan kami. Perjalanan pulang kami banyak beristirahatnya, mengurangi lelah di perjalanan sambil mengisi kantong doraemon kami yang mulai keroncongan. Perjalanan yang luar biasa penuh makna dan lagi-lagi memiliki cerita yang unik. Sejarah nyasar dan balik kanan yang pertama kalinya. Ehm, cerita yang kamu folderkan spesial dalam album perjalanan. Mungkin suatu saat nanti jika jalannya sudah membaik, melalui rute ini adalah jalur touring yang menantang sekaligus menarik.
As always, happy holiday!
Produktiv amat mba ini..sejak 2011 sd saat ini konsisten menulis blog. luar biasa.
BalasHapus