Ferisweel/biang lala yang pengen saya naiki ^_^ |
Sudah tahu kah kalian kalau di Jogja ada wahana baru yang bisa dijadikan tujuan wisata? Ya, saya sendiri baru tahu beberapa waktu yang lalu, dan segera saja saya pengen liat apa sih yang ada di sana. Nah yang sudah buka, browsing, dan selanjar di internet pasti langsung tertarik dengan bianglalanya! Haha, enak saja ya saya menge-judge kalian? Jujur saja sih, saya ke sana awalnya juga karena bianglalanya atau bahasa jawanya feris weel. Begitu ndesonya saya hingga setua ini belum pernah naik bianglala! Akhirnya karena uda kepingin, dan takut kalau sampai nge-ces, saya memantapkan hati, jiwa dan raga untuk pergi ke sana.
Usul punya usul nih, saya surfing juga dan menemukan “kejutan” di sana. Ternyata masuknya pake budget yang nggak murah. Banyak netizen yang mengeluh dengan biayanya, saya juga keder baca dan melihat nominalnya. Tapi saya tetep jadi ke sana kok, saya ke sana pas weekday. Kalau weekday bisa diskon 50% loh. Maklumlah saya juga masih berkantong pelajar, jadi kalau kantong kalian seperti saya tapi pengen main ke sana datanglah pas weekday. Di jamin, wahana layaknya milik pribadi. Loh?
Feris lagi, masterpiecenya. *LOL |
Dan masuklah kami ke kawasan Edupark ini, sepi guys! Kayak milik pribadi. Tak banyak orang yang datang sore itu, hanya beberapa kepala yang terlihat ke sana kemari. Awalnya saya berjaga-jaga dengan mendeposit beberapa rupiah di dalam kartu ajaib saya, tapi ternyata kartu ajaib saya hanya saya gunakan untuk menaiki feris weel. Tujuan utama saya! Haha. Setelah berputar-putar keliling edupark akhirnya kami menetapkan bahwa hanya feris weel yang akan kita naiki. Nggak lucu kan kalau saya naik wahana yang membutuhkan tenaga untuk berteriak-teriak padahal yang naik saya sendirian? Nggak lucu dan tentunya memalukan!
Kami pun masuk ke dalam feris weel yang lagi-lagi sepi. Banyak yang kosong, dan waktu itu saya pikir hanya kita yang naik. Perlahan-lahan bergerak ke atas dan saya mulai keder juga, mendadak seperti punya phobia ketinggian ketika mencapai puncaknya. Kita bisa melihat Jogja dari atas feris weel ini, tapi sepertinya saya kurang malam deh naiknya, jadi pemandangan masih samar antara sore dan senja, belum terlalu epic. Saya pun akhirnya melongo dan tiba-tiba sudah sampai di bawah. Loh kapan turunnya yak? Perasaan tadi naiknya pelan-pelan kok turunnya ngebut aja ni perasaan. Kami pun dibukakan pintu layaknya ratu dan pangeran di dalam negeri-negeri dongeng. Haha. Nggak seperti yang saya bayangkan. Dulu waktu ke Dufan saya rela pegangan pagar nggak mau naik feris weel karena takut mual tapi ternyata nggak sama sekali. Setelah itu kami keluar dari wahana dan dengan bodohnya saya bertanya, “naik lagi, yok?” dan yang saya tanyain hanya menggeleng menolak.
Kami lalu bengong di pinggir feris weel untuk waktu yang lama. Karena sepi kami jadi bingung mau ngapain dan akhirnya kami bermain-main dengan kamera. Mencari sudut pandang dan timing yang pas untuk bisa mendapatkan hasil foto yang (setelah pusing tetep saja tidak) sesuai dengan harapan. Haha
Ferisweel malam hari. hohho |
Akhirya kami memutuskan untuk pulang karena sudah lapar. Di dalam masih jarang yang menjual makanan, jadi kami memutuskan untuk jajan di luar. Di pintu keluar ada loket lagi, nah loket ini fungsingnya untuk refound sisa saldo yang ada di kartu ajaib kita. Jadi isilah sesuai keinginan, adapun jika nggak kepakai uang kembali kok.
SKE ini masih tergolong sepi dan belum selesai pengerjaannya. Jadi wajar kalau sistem restribusinya masih belum oke dan juga masih banyak wahana yang coming soon. Yah harapan ke depannya sih wahana digarap dengan maksimal dengan biaya restribusi minimal. Hehe. Ada baiknya sebelum datang mengira-ira wanaha apa yang ingin kalian naiki dan berapa budget yang harus disiapkan.
Dan rasa penasaran saya terpuaskan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar