Kamis, 25 Juli 2019

Museum Gunungapi Merapi ; Menolak Lupa!

"Satu tugas museum yang tidak boleh dilupakan adalah ‘Melawan Lupa’"
-AI-



Museum Gunung Api Merapi dengan background yang sangat eksotis. Ini kreditnya adalah jepetran saya sendiri.
cieleh, nyombong.
Halo... 

Waa.... tulisan ini adalah tulisan yang mangkrak cukup lama selain Museum Geoteknologi Mineral yang lebih lama sekali. Saya bekerja dua tahun (2017-2018) ada di sana, bekerja ke dalam seluk beluk edukasinya. Bertemu banyak sekali wajah dan teman. Itu mungkin salah satu alasan kenapa saya malah melewatkan menulis cerita museum ini karena saya sibuk menyampaikan isinya di dunia nyata. ini alasan ngeles saya aja hehehe. So, seperti quote saya untuk melawan lupa, tulisan ini juga salah satu prodak saya untuk melawan lupa sekaligus mengenang kembali ilmu dari sana. 

Museum Gunungapi Merapi (MGM), berdiri tegak di Dusun Banteng, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY. Hanya 9 Km dari puncak Gunung Merapi dan hanya sekitar 5 Km sebelum permukiman terakhir. Sangat dekat sekali lokasinya dengan Merapi dan tentu saja, masuk ke Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi Merapi. Teman-teman bisa mengambil rute arah Kaliurang atau Lava Tour Merapi dan nanti dengan mudahnya bisa menemukan museum ini. MGM termasuk salah satu destinasi wisata edukatif yang sering di kunjungi sehingga akses ke lokasi sangatlah mudah dengan jalan yang dapat mendukung kendaraan besar.

Salah satu sarana Edukasi, replika Gunung Merapi
dan gambaran letusan tahun 1969, 1994, dan 2006
nb: perlu update yang 2010
MGM mengusung tema ‘jendela bumi’ dalam menjalankan misinya untuk memberikan informasi dan edukasi terhadap masyarakat terkait dengan mitigasi bencana geologi, terutama gunung api. Nilai plus-nya? Adalah sejarah letusan Gunung Merapi yang lengkap baik dari segi dokumen maupun kronologi dan yang tidak kalah menarik juga teknologi pengamatan digital yang secara langsung menampilkan pantauan aktivitas Gunung Merapi dapat kita lihat di sana. Jendela merupakan penghubung antara dunia luar dan dalam,  konteks inilah yang diambil sehingga menempatkan kita sebagai bagian dunia luar  yang mencoba melihat ke dalam bumi. Lalu apakah sarana jendela ini? Nah sarananya adalah gunung itu sendiri. Gunung merupakan suatu pasak penghubung antara bumi bagian dalam dan dunia di luarnya, tempat kita tinggal. Inilah yang kita pelajari, inilah yang coba kita pahami. Mari kita sedikit belajar terkait dengan ‘jendela’ ini. 

Siklus Batuan. Jadi itu non stop ya, tidak akan berakhir.
Kecuali kiamat. Jadi jangan berharap gunungnya
berhenti meletus, atau siklusnya berhenti
nanti kiamat kecilnya jadi kiamat besar.
Ilutrasi :google.com
Gunung (volcano) merupakan akumulasi dari penumpukan matrial letusan (batu, pasir, debu) yang diendapkan di sekitarnya. Gaya yang menyebabkan letusan salah satunya penambahan volume dapur magma. Penambahan ini bisa disebabkan oleh banyak faktor yaitu terdapat injeksi magma baru, pengkristalan magma, dan runtuhan dinding kawah. Ketiga hal ini juga didukung oleh teori konveksi dan atau teori tektonik lempeng. Aktivitas  geologi ini saling terkait hingga akhirnya kita mengenalnya sebagai siklus batuan. Jendela utama atau pintu utama dari siklus ini adalah gunung, merupakan awal mula pembentukan batuan beku. Dari proses pembentukan ini, akan ada aktivitas lain yang mengikuti yaitu erupsi, gempa bumi, dan bahkan tsunami (misal Gunung Krakatau). Siklus ini tidak akan berakhir begitu saja nemun dengan bantuan proses alam (matahari, pelapukan, erosi, sedimentasi,dll) akan menyebabkan material dari gunung api ini menjadi batuan sedimen dan akumulasi dari tekanan serta suhu yang tinggi akan membentuk batuan metamorf. Siklus ini terus berputar seiring dengan teroi pergerakan lempeng. Jadi sebenarnya semua itu memiliki keterkaitan layaknya sikuls hidup mati.

Teori Tektonik Lempeng, jadi lokasi Indonesia ada
dipertemuan antara lempeng samudra dan benua jadi wajar
kalau banyak gunung dan gempa, apalagi tsunami ya.
sumber gambar: google banyak. hehe
Inilah yang nantinya membuat Indonesia sarat dengan keberadaan potensi bencana gunungapi, gempa bumi dan atau tsunami karena lokasinya yang ada di wilayah cincin api (pertemuann berbagai lempeng dunia). Gunung Merapi? Gunung ini hanya satu dari 127 gunung api yang ada di Indonesia. Gunung paling aktif yang paling sering meletus. So?  Kesimpulannya mudah sekali kan? Kita tidak bisa dikatakan aman disisi manapun di Indonesia. Bahkan saya sendiri masih mengingat dengan jelas letusan tahun 2010. Tidak hanya saya tapi membekas dengan jelas di ingatan masyarakat Indonesia karena tokoh juru kunci Mbah Marijan ikut menjadi korban kedasyatannya. Menariknya, museum memiliki koleksi letusan tahun 2006 dan 2010 yang memiliki peran sebagai 'kaca bengala' bagi kehidupan masyarakat merapi kedepannya. Sama maknanya dengan kaca benggala dalam Babad Mataram di mana kelakuan, perbuatan, dan kejadian buruk tidak boleh terulang atau ditiru. Kejadian letusan 2010 tidak boleh terulang, bukan letusannya, namun sifat masyarakatnya yang abai dan tidak mau mengenal Merapi hingga timbulah korban nyawa dan benda itulah yang tidak boleh terulang. Kita sudah diberikan 'kaca benggala' ini dengan harga yang begitu mahal, 398 nyawa manusia. Akan celaka sekali jika kita kembali abai. Waspada itu pasti, lupa itu jangan, menaati aturan itu adalah kewajiban demi masa depan. Museum sekiranya dapat memberikan pemahaman akan kesadaran ini. Tidak hanya di wilayah Merapi namun gunung lain dan bencana lain yang mengikutinya. Uh saya merinding sendiri baca tulisan saya. Sok well gitu deh.

Saya sebenarnya apesiatif sekali dengan keberadaan MGM sebagai tempat studi penting  terkait kesadaran kebencanaan ini. Koleksi dan tampilannya juga edukatif, namun yang menurut saya menjadi salah satu aspek penting, dan yang lagi-lagi dilupakan adalah masalah update informasi. Koleksinya tidak berkembang namun justru nilainya malah semakin berkurang. Banyak hal yang harus diperbaiki dan di sadari, bahwa museum merupakan tempat penghubung antara lapisan sejarah, masa kini, dan masa depan. Kalau hanya masa kini yang menjadi perhatian museum, maka lapisan sejarah akan menghilang dan lapisan masa depan hanya tinggalah sejarah yang pernah dicitakan. Perlu adanya peningkatan baik dari segi perawatan koleksi, admistrasi, dan pergedungan demi menjaga keselamatan koleksi, pengunjung, serta urgensi awalanya yaitu 'pendidikan mitigasi bencana'. Itu mungkin sebagai masukan saya. 

Ini Open Theater yang lokasinya di belakang gedung.
Bisa di sewa untuk umum.
Museum memiliki banyak atraksi yang dapat dinikmati, selain ruang koleksi lantai satu dan dua, museum juga memiliki ruang theater untuk pemutaran film dan pemandangan alam yang indah. Selain itu fasilitas lain juga dapat dimanfaatkan seperti open teater, ruang aula, base camp jeep lava tour merapi dll. Museum juga menyediakan jasa pemadu dengan request terlebih dahulu untuk membuat kunjungan teman-teman lebih bermakna. 

Museum buka dari hari Selasa-Minggu pukul 08.00-15.30 kecuali Jumat 08.00-14.30. Tiket masuk dan theater masing-masing Rp 5.000 untuk wisatawan nusantara dan Rp 10.000 untuk wisatawan mancanegara. Museum Senin tutup ya teman-teman, jadi jangan datang hari Senin. 

Ayo mau belajar tentang gunung atau bencana geologi biar nggak panik kalau ada isu gempa bumi dan tsunami? Datanglah ke Museum Gunung Api Merapi! 

Salam Sahabat Museum !

Museum di Hatiku!

PS. Pertama, Foto dalam tulisan ini diambil tidak dalam satu kali waktu ya teman-teman. Jadi faktor cuaca sangat mempengaruhi. Dua, Tulisan saya kali ini memang agak membosankan karena harus ada 'pelajarannya'.  Saya buka identitas bawah saya dari jurusan yang relevan, jadi ketika nulis ngelanturnya kebanyakan. Boleh komen di bawah atau email untuk menanyakan berbagai informasi tentang gunung dan bencana geologinya.
Thank you!

Ruangan Erupsi 2010, favorit saya ini, semacam ruang untuk merenungkan segala hal. hehe

Ini foto bonus, waktu ada Merapi Jazz Festival. Jadi bisa juga untuk acara seperti ini.

Lorong Magma, tempat favorit untuk foto pengunjung. BTW Itu saya, bukan pengunjung.

Ini merapi dan museumnya, kece kan kalau pas cuacanya.

Ehem, ini juga saya, itu jeep dua-duanya milik (kakak) saya, bisa pesen ke saya kalau mau lava tour. Maaf saya kadang memang sering kayak gitu, pethakilan. hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar