Senin, 25 Februari 2013

Mengenal Makna Cinta Dari Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin by Tere Liye



“Bahwa hidup harus menerima... penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti... pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami... pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.” (hal.196)

    Cinta, begitu banyak pengertian dan makna yang dipahami oleh manusia. Oleh karena itu, kali ini Bang Tere-Liye menyuguhkan makna cinta melalui novelnya yang berjudul “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”.  Novel ini diterbitkan pertama kali tahun 2010 oleh PT Gramedia Pustaka Utama dengan tebal 264 halaman.
     Kisah ini menceritakan tentang kisah cinta Tania dan seseorang yang menjadi malaikat di keluarga Tania. Di kehidupan Tania sebelumnya, ia beserta adik dan ibunya hidup dalam kemiskinan di rumah kardus dengan sebuah pohon linden di pinggir sungai. Jangan kata sekolah, untuk bisa makan sehari-hari pun itu sudah cukup bagi mereka. Sampai akhirnya seseorang itu datang. Mengulurkan tangan, memberi kasih sayang, dan mengangkat keluarga Tania, memberikan mereka tempat tinggal, sekolah dan juga janji masa depan yang lebih baik.


     Tak bisa di pungkiri, rasa cinta itu akhirnya tumbuh di hati Tania semenjak ia masih berkepang dua. Perasaan yang belum bisa ia mengerti sekalipun pada malaikat keluarga itu tumbuh hingga ia menjadi dewasa. Namun, seperti kata ibunya, bahwa perasaan itu tak pantas ia miliki untuk seorang malaikat seperti dia. Akhirnya Tania memilih mengubur kenyataan perasaannya.
     Lalu bagaimana kisah mereka berdua? Akhir yang tak pernah kita ketahui jika tidak membacanya sendiri.  Kerena tulisan ini dibuka dengan kata-kata indah maka akan aku tutup dengan kalimat yang ada di cover belakang buku ini.

    “Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tengkai pohonnya.”

3 komentar: