KEPAKAN
SAYAP
BIDADARI BIDADARI SURGA
Pengarang : Tere-Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit : Cetakan IV Agustus 2009
Ukuran buku : 20.5 x 13.5 cm
Jumlah halaman : 368
Harga : Rp 47.500,00
Tere-Liye adalah
sebuah nama yang diambil dari bahasa India yang berarti “untuk-mu” nama aslinya
adalah Darwis. Tere-Liye lahir 21 Mei 1979. Lelaki yang juga dosen
ini telah menulis novel yang tak jarang menjadi best seller di Indonesia seperti Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda
Disayang Allah dan Bidadari-Bidadari Surga ini adalah salah satu dari 10
karyanya.
Cerita ini dimulai
dari kehidupan lima bersaudara yaitu Laisa, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan
Yashinta di Lembah Lahambay bersama Mamak Lainuri. Setelah ayah mereka
meninggal, Laisa yang bukan anak kandung Mamak mengabdikan hidupnya untuk
adik-adiknya dan lembah Lahambay. Dalimunte yang menjadi seorang Professor,
Ikanuri dan Wibisana yang memiliki perusahaan spare part terkenal, dan Yashinta yang menjadi ilmuan tak luput
dari figure seorang Laisa . Sungguh janji-janji kehidupan yang lebih baik itu
kini tak hanya sebatas mimpi. Laisa sendiri telah mengubah lembah itu menjadi
perkebunan strawberry dan membuat kehidupan di lembah Lahambay menjadi lebih
baik.
Kisah-kisah
perjuangan hidup Laisa diungkapkan secara memukau dalam 44 bab. Di dalamnya
menggambarkan peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi terwujudnya kehidupan
yang lebih baik di lembah itu karena tekad dan perjuangan Laisa. Seperti pada
bab Lima Kincir Air pada bab ini mengisahkan tentang keberanian Laisa mendukung
ide Dalimunte yang waktu itu masih SD untuk mendirikan kincir air di atas bukit
cadas setinggi 5 meter. Ide yang ditolak oleh seluruh penghuni lembah, ia
meyakinkan mereka tak peduli oleh rasa gugup dan gentarnya. Ia telah bertekad
Laisa tak akan membirkan adik-adiknya kecewa dan malu, jika ada yang harus
meresa kecewa dan malu itu adalah ia, bukan adik-adiknya. Adik-adiknya berhak
atas masa depan yang lebih baik daripada dirinya (hal. 92)
Begitu banyak
masalah yang harus dihadapi Laisa, mulai dari tak seorang pun yang mau
menikahinya, gunjingan orang-orang tentang ia yang dilintasi adik-adiknya,
tentang penyakit kanker yang di deritanya dan masih banyak lagi dan semua itu
hanya dijawab Laisa dengan senyuman dan keyakinan bahwa hidup, mati, dan jodoh
ada di tangan Allah. Ya, Laisa tak pernah keberatan dengan takdir kehidupannya
(hal. 221)
Selain itu novel
ini juga mengandung nilai-nilai kehidupan yang patut dijadikan teladan. Seperti
novel-novel Tere sebelumnya, pembaca seolah-olah diberi pelajaran untuk selalu
ikhlas, tabah, dan kuat dalam menjalani kehidupan. Dalam penggunaan bahasa yang
komunikaif itu pula ia juga mengajarkan kita untuk selalu bekerja keras dan
menghargai arti pentingnya sekolah dan pendidikan. Selain itu, Tere juga
menyelipkan potongan-potongan ayat suci Al Quran di dalam novel-novel yang
ditulisnya.
Meski banyak
hal-hal yang menarik dari novel ini, terdapat beberapa hal yang mungkin membuat
pembaca merasa bingung dan tak mengerti apa yang akan disampaikan oleh Tere.
Alur maju mundur yang jarak diantaranya terlalu cepat membuat pembaca
kebingungan memahami isi dan tak jarang untuk menengok kembali cerita di bab
sebelumnya. Makna dari bidadari-bidadari surga pun menimbulkan banyak tafsiran
karena hanya di ungkapkan pada akhir novel ini.
Diantara sekian
banyak novel yang beredar di tanah air, Tere berhasil menyuguhkan Bidadari-Bidadari
Surga ini dengan sederhana. Akan tetapi, dalam kesederhanaan itu mengajarkan
kita bahwa kemiskinan dan cobaan hidup tidak membuat kita menyerah, namun
justru menambah semangat untuk berusaha lebih keras di samping berdoa dan
beribadah. Selain itu, dalam rangkaian cerita realistis, mengharukan, dan indah
inilah akan terlihat betapa kebahagiaan tak diukur dari diri sendiri tapi
kebahagiaan adalah membuat orang yang kita sayangi bahagia karena perjuangan
kita. Oleh karena itu, novel ini cocok dibaca oleh semua kalangan terutama
mereka yang ingin mengerti makna sesungguhnya dari kasih sayang.
yakin beliau lahir di bandung? Ada yg bilang di palembang lho..
BalasHapusah,, maaf kalau saya salah,,,
Hapusterimakasih atas kritikannya,,,
tulisan ini termasuk tulisan lama, saya lupa sumbernya.
sekali lagi terimakasih