Embung Nglanggeran dari atas |
Tanggal 22 April 2013, Hari Bumi, setelah Hari Kartini dan bertepatan dengan ulang tahun salah satu temanku (Tyas), kami berenam (wanita-wanita calon geograf. Amin ^^) melakukan perjalanan ke Embung Nglanggeran. Ayye!
Calon Geografer(amin) |
Perjalanan ini dimulai atas dasar ketidakrencanaan sebelumnya. Destinasi awalnya sebenenya adalah pantai. Namun karena kondisinya tidak memungkinkan, kami memilih mampir di Embung ini setelah bermalam di tempat Tyas. Maka senin pagi, jam 10. Saya (Ana), Dybora, Nurul, Tyas, Upi, dan Resya memulai perjalanan ke tempat tujuan yang dikepala-sukui oleh Tyas (yang akhirnya nyasar). Setelah bertanya sebanyak dua kali akhirnya perjalanan dimulai kembali dan akhirnya kami kembali nyasar (haha, Tyas lagi. Ckckckck…) ke Gunung Api Purba Nglanggeran. Karena Saya dan Resya yang melihat plang menuju Embung ini, akhirnya Saya yang menjadi pemimpin kawanan selanjutnya.
Embung Nglenggeran ini dibangun untuk mendukung Kebun Buah Nglanggeran. Maka dari itu jangan kaget dan bingung jika kedua tempat ini berada pada kawasan yang sama. Kedua tempat ini masih baru. Diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X bersama Bupati Gunung Kidul tanggal 19 Februari 2013 (gaul.solopos.com). Tepatnya di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Ngalenggeran, dusun Nglanggeran Wetan, Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta. Jaraknya sekitar 500 meter tenggara dari Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Tenang aja ada petunjuk jalannya. Setelah itu tinggal mengikuti jalan yang ada sekitar 1,5 km.
Embung Langgeran tampak dari foto udara : sumber Ekowisata Gunung Api Nglanggeran |
Embung Nglanggeran ini dibangun di sekitar areal seluas hampir satu Hektar, pada ketinggilan 495 mdpl di atas tanah milik Sultan Ground.