Savana Bekol |
Minggu, 2 Juni 2013
Indonesia benar-benar negara yang kaya, layaknya lagu “rumah kita” segala nikmat dan anugerah yang kuasa, semuanya ada di sini man. Taman Nasional Baluran memang sebuah miniatur Indonesia di mana di dalamnya terdapat berbagai pewujudan alam Indonesia.
Pintu Masuk Taman Nasional |
Taman Nasional Baluran terdapat di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Luasnya sebesar 25.000 hektar. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan konservasi Alam No : SK.228/IV-SET/2012 Tanggal 26 Desember 2012 Tentang Zonasi Taman Nasional Baluran (pengganti Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam (PKA) nomor 187/Kpts/DJ-V/1999) zonasi taman nasional adalah sebagai berikut:
Zona Inti Seluas 6.920,18 Ha (27,68%)
Zona Rimba Seluas 12.604,14 Ha (50,42%)
Zona Pemanfaatan Seluas 1.856,51 Ha (7,43%)
Zona Tradisional Seluas 1.340,21 Ha (5,36%)
Zona Khusus Seluas 738,19 Ha (2,95%)
Zona Perlindungan Bahari Seluas 1.174,96 Ha (4,70%)
Zona Rehabilitasi Seluas 365,81 Ha (1,46%)
Batas wilayah Taman Nasional Baluran sebelah utara adalah Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Sungai Bajulmati, Desa Wonorejo dan sebelah barat pegunungan. Terdiri atas hutan pantai, hutan mangrove dan rawa asin, hutan payau, padang rumput savanna, hutan hujan pegunungan, hutan musim, padang lamun, dan terumbu karang (http://balurannationalpark.web.id)
PLG (Praktek Lapangan Geografi) III kali ini memiliki kesempatan berkujung ke Taman Nasional Baluran. Tidak banyak waktu yang kami miliki untuk menikmati kawasan Taman Nasional. Banyangkan hanya 30 menit minus perjalanan. Bis yang kami tumpangi tidak bisa masuk ke taman nasional, oleh karena itu bus berAC kami berubah menjadi kendaraan full AC alami dengan bak terbuka berkapasitas 50 orang. alias Truk! Hahaha… Tidak apa-apa, geografi kalau urusan naik truk itu hal biasa.
Savana Bekol dengan Gunung Baluran (yang tertutup awan) |
Dari loket pintu masuk kami harus menaiki Truk itu sejauh 12 Km, tujuan utama kami adalah Savana Bekol. Jalan yang kami lewati sebenarnya sudah beraspal, namun lubang di beberapa tempat membuat suasana di dalam truk pun sedikit heboh dengan teriakan. perjalanan ini semakin seru dengan guyuran hujan di jalan. Buru-buru anak-anak mengeluarkan payung dan tiga orang pojokan (saya, Upi dan Dita) tetap berstay cool dan menikmatinya. Setelah hujan reda pun masih sempat bedakan di dalam truk. Benar-benar fenomena geografi.
Sampai di savana Bekol kami langsung disuguhi oleh padang Savana berlatar belakang Gunung Baluran. Banyak orang yang menyebut savana terluas di pulau Jawa ini sebagai Africa van Java. Savana yang luas berlatarkan gunung Baluran ini merupakan miniatur Afrika di Indonesia. Di kawasan ini terdapat pula beberapa bangunan yang sudah dibangun fasilitas khusus untuk pengujung. Terdapat pula gardu pandang yang dapat dimanfaatkan untuk melihat panorama sekitar.
kepala kerbau |
Di tepi savana pengunjung dapat melihat tulang kepala banteng yang sengaja di tempatkan di sana. Tulang-tulang ini berasal dari Banteng Jawa (Bos javanicus) yang mati di Taman Nasional Baluran. Dari sensus yang di lakukan, populasi banteng jawa memang mengalami penurunan yang mengkhawatirkan. Banteng Jawa merupakan icon dari Taman Nasional Baluran selain itu mamalia besar lainnya yang ada meliputi Rusa Timor (Cervus rusa), Kerbau Liar (Bubalus bubalis), Babi Hutan (Sus scrofa), Anjing Hutan (Cuon alpinus) dan Macan Tutul (Panthera pardus) (http://balurannationalpark.web.id). Namun kami tidak beruntung untuk bisa menyaksikan hewan-hewan ini di padang savana.
Setelah puas ber-dokumentasi, berfoto (dengan tri idiot) maupun penipuan publik dengan berpra-pura di Afika (Gigon as kameramen, Sapta as Presenter dan Thomas as penduduk pribumi) , kami akhirnya ditarik paksa untuk meninggalkan Taman Nasional Baluran karena perjalanan kami untuk pulang ke Jogja masih sangat panjang. Dengan berat hati kami meninggalkan “Afrika” disertai janji untuk kembali kemari lain kali. Benar-benar disayangkan. Kami hanya bisa berdoa semoga lain kali kami bisa datang kembali dengan kondisi satwa dan ekosistem yang lebih baik.
Catatan tentang Taman Nasional Baluran ini belumlah selesai, karena saya hanya melihat Savana Bekol. Lain kali dengan waktu yang lebih panjang, tulisan inipun akan semakin panjang dengan bagian lain dari Taman Nasional Baluran. Suatu saat nanti…
Me at savana |
tri idiot in action |
padang savananya itu sebenarnya luas gak sih na?? hehe
BalasHapusDari Webnya baluran itu yang buat foto ini sekitar 1.500 – 2.000 ha mba. Ne savana keseluruhan 40%nya wilayah.
Hapuskalo naik dari menara pantaunya asik banget, pemandangannya luas.
BalasHapus