"karena media itu adalah daya tarik luar biasa, kadang saya pun gelap mata dan pergi tanpa membaca timing yang ada, dan hasilnya bisa ditebak, penuh dengan senyum sambil garuk-garuk kepala" (14 Februari 2016 @AI)
Penampakan dari Puncak Tri Panjung |
Ditengah kepadatan beraktivitas pelatihan permuseuman tingkat dasar, saya masih sempat untuk nyasar seperti biasanya. Sepertinya Senin-Sabtu, 12 jam, pelatihan tidak menjadi halangan untuk selalu pergi melihat lebih banyak. Urusan capek selalu belakangan, maksudnya belakangan yang menerima akibatnya adalah hari Senin saat pelatihan. Haha
Siang itu lepas Dzuhur kami berkemas, awalnya tak ada niatan ke sana, tapi setelah perdebatan di perjalanan, bukan perdebatan mulut ya ni tapi perdebatan batin. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Bukit Tri Panjung. Salah satu tempat yang di gunakan untuk shooting Beyond Skyline oleh Arnold Schwarzenegger. Duh bagus nggak tuh ? Bukit yang mana lagi ya itu?
Air terjun Sri Getuk dari ujung sini |
Tepatnya berada di dusun Dodokan, Dlinggo, Imogiri, Bantul. Terdapat dua akses ke sana yaitu lewat Patuk atau lewat Mangunan. Boleh mana saja, tergantung lokasi titik awal mulai dari mana. Nah, keterangannya liat di google map lebih jelas. Hehe, hello tahun 2016 guys, be smart. Haha, gayanya loh, padahal rute yang saya tempuh waktu itu justru rute yang paling panjang. Jadi dari Yogya Kota, Imogiri timur, masuk ke Mangunan, lewaaaat tuh di dalam keramaian hutan pinus, terus lewat tuh puncak becici, dan ketemu beringin di tengah pertigaan, lalu ambil ke arah Dlingo, pasar Dlingo dan terus sampai ada petunjuk ke arah bukit ini. Jadi kalau pake bahasa lokal kita ini rutenya ke selatan, ketimur, balik ke utara, dan setelah sampai utara mbalik selatan lagi. Sepertinya kami turah bensinnya. Perjalanan kami sangat lama, hampir lebih dari tiga jam karena saking menikmati perjalanan dan juga bonus ban bocor. Hahaha. Dah lupakan rute saya, karena rute saya terkenal nyasarnya. Pathokannya yang penting dua GPS (Geographic Position System) dan GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) di jamin tidak akan ilang, ingat malu bertanya sesat di jalan.
Nyasar tingkat akut, ketika kami turun tak jelas |
Nah, sepertinya perjalanan saya belum selesai ketika sampai tempatnya. Sudah sampai area parkir loh kita, tapi tetep saja kami nyasar karena salah jalan! Jadi ada dua jalur di sini yang perlu di perhatikan, jalur ke arah kiri yaitu menuruni tangga dan lurus menurut pada jalan ke arah perkebunan. Nah kami awalnya ambil jalur kiri yang kami kira adalah jalur yang tepat untuk menyaksikan pemandangan air Terjun Sri Getuk dari atas. Tapi kami justru sampai bawah ke arah sungai yang mengalir di bawahnya. Loh siapa yang salah di sini? Kami berdua tertawa miris, awalnya kami sudah curiga kalau-kalau jalan ini salah karena yang kami lihat di google adalah pemandangan di atas, tapi kenapa kami justru berada di bawah dan berada di sungai. Masih tertawa miris sambil mengusap peluh (ini nggak lebay loh, beneran jauh, berkeringat, dan menguras tenaga) kami pelan-pelan kembali ke atas.
Oke pilihan pertama salah dan lupakan, kami melanjutkan ke arah pendopo pertama di balik perkebunan jagung, dan hasilnya sama.Hanya saja kami bisa melihat gunung api purba dari sini. wow
Gunung Api Purba nun jauh di sana |
Oke pilihan ke dua salah, lupakan! Kami berjalan lagi menelusuri perkebunan jangung yang panjang lagi hingga jalan cor-coran semen berubah menjadi jalan setapak. Di sini kami melihat pendopo di atas puncak bukit, dan memutuskan untuk naik dan pilihan ketiga kami hasilnya tetap NIHIL! Oh my God! Kami berpandangan sambil mengeluh. Ini sudah ke tiga dan masih juga salah. Di tengah nafas kami yang panjang pendek kami berfikir untuk menyerah karena di ujung selatan masih ada dua pendopo lagi yang terlihat. Setelah meminum air dan beristirahat sepertinya perjalanan kami bakalan sia-sia kalau menyerah setelah samapai sini. Okelah lanjut...
Kami sampai ke atas bukit pendopo berikutnya dan mendengar suara air terjun. Nah ini pertanda baik! Kami melongok ke bawah dan kembali speechless, air terjunnya nggak kelihatan guys, kelihatan tapi tidak seperti banyangan yang air terjunnya mengalir dari banyak sisi. Ini apa toh sebenernya? Kami sempat ingin menyerah lagi saat melihat pendopo terakhir. Sebelum pulang saya mengikhlaskan diri untuk berlari mengecek pendopo yang terakhir dan ternyataa.... foto yang beredar indah di internet itu diambil dari sisi ini.
Apakah pertanyaan kami terjawab? TIDAK, karena waktu itu debit airnya sangat sedikit dan air terjunnya hanya ada satu dua, tidak banyak. Wow kami merasa tertipu, korban sosmed.
Lalu pertanyaannya adalah, apakah ada penyesalan?
Tentu saja tidak, keindahan itu tak selamanya di dapat dalam setiap perjalanan. Walau tujuan pokok kami tidak sesuai harapan karena faktor alam (faktor alam lo ya ini, jadi jika kalian pinter baca situasi dan kondisi alam kalian pasti nemu pas keren-kerennya), kami mendapat banyak bonus di berbagai tempat yang kita lewati. Kami pulangnya juga menggunakan jalur lain yaitu arah gunungkidul tepatnya Patuk dan mendapatkan banyak bonus pemandangan terutama sunset dan pemandangan kota di malam hari dari sisi barat sepanjang perjalanan. Belum lagi waktu kita melewati daerah hutan pinus. Benar-benar vitamin bagi mata yang kelelahan memelototi tulisan dan bahan bangunan. Haha.
Bonus pemandangan Sore yang CERAH, kece sekali |
Selalu yang saya tekankan, adalah perjalanan saya adalah perjalanan saya, bukan milik kalian. Ini bukan penipuan, di perjalanan banyak hal yang bisa terjadi tanpa kita prediksi dan hal yang menyenangkan dari sebuah perjalanan adalah prosesnya. Bagaimana kita sampai di sana, candaan bersama dengan teman seperjalanan, temuan dan bonus perjalanan, serta cerita yang kadang miris dari pada bahagia. Dan bagiku bukan tujuan itu yang utama tapi bagaimana kita ke sana itulah yang luar biasa.
Semangat Eksplorasi kekayaan dalam negeri guys!
Kalau nyasar baru asik !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar