Gardu Pandang Kebun Buah Mangunan |
Merasa lelah dengan kepenatan rutinitas, akhirnya mahasiswa nggak jelas ini memutuskan untuk berwisata. Tak peduli dengan ujian Mid semester di depan mata, SMS pun menyebar dan dari hasil surfing internet dan informasi teman akhirnya tujuan kami ditetapkan. Kebun Buah Mangunan. Kembali setelah jam ngaret sedunia terlalui (kumpul jam 8 berangkat jam 10, ckckckc), kami berdelapan mulai mengencangkan “niat” dan “nekat”. Modal utama yang terutama, dan perjalanan modal kompas angan-angan itu dimulai.
Jalan Setapak menuju Puncak |
Kebun buah mangunan berada di Dusun Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Sebenarnya untuk menemukan lokasi kebun buah ini merupakan hal yang mudah karena petunjuk jalannya sudah terpampang jelas, yaitu dari Bantul mengkuti arah Dlingo, lalu mengikuti arah Mangunan, kebun buah. Sebelum mencapai tempat tujuan, pengunjung sudah disuguhi pemandangan alam pegunungan yang indah dan menyejukkan mata. Karena terlenanya, tampaknya perjalanan kami ini memang tidak akan afdol jika tidak mengalami peristiwa “nyasar”. Tiba-tiba saja jalan yang kami lewati habis dan “mentok” di pintu gerbang makam raja-raja. Dengan senyum (tak tau) malu kami berbalik dan mengambil arah lain di pertigaan sebelumnya.
Kami berhasil menemukan jalan masuk ke area kebun Buah Mangunan Tersebut. Jalanan yang sedikit tragis sih bila mengingat Kebun Buah ini dikelola oleh pemerintah. Terdapat kerusakan di beberapa tempat yang dapat membahayakan pengguna jalan (Th. 2011). Tenyata tidak sampai di situ saja, papan nama yang saya lihat di internet sebelumnya kandas. Sudah tidak lagi indah dan menandakan bahwa inilah Kebun Buah Mangunan, hanya tinggal beberapa huruf saja yang masih tertempel kuat tapi lainnya entah ke mana. Sebagai ganti hanya plag kecil yang menadakan kehidupan di sana masih tetap eksis. Hehehe.
Untuk masuk ke area Kebun Buah tersebut pengunjung perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 5.000,- per orang. Fasilitas yang tersedia di sana cukup lengkap yaitu kebun buah (jelas), gedung pertemuan, aula, area outbound, flying fox, taman bermain, sepeda air, warung makan, gardu pandang dan yang jelas WC umum.
Pendopo |
Tak perlu berlama-lama kami mulai melangkahkan kaki untuk menaiki bukit yang kanan kirinya terdapab berbagai tanaman buah. Tak perlu membayangkan betapa senang dan enaknya menikmati buah-buahan di sana karena kami pun tidak merasakannya. Ya, kebodohan saya karena tidak memanfaatkan ilmu dengan baik atau karena pihak informasi yang kurang menjadi satu poin penting yang harus diperhatikan saat ingin berkunjung ke sana. El Nino membuat curah hujan tinggi sepanjang tahun dan hal ini membuat produksi tanaman tidak maksimal karena hujan menghambat dalam pertumbuhan bunga bakal buah. Intinya, kami tidak menikmati buah apa-apa karena memang tidak panen. Hanya satu dua pohon jeruk yang berbuah dan pohon jambu air yang sedang berbunga. Lainnya seperti durian, mangga, klengkeng, sawo, dll masih diam menghijau saja.
Tujuan kami yang terakhir adalah gardu pandang yang berada di puncak bukit pegunungan sewu itu. Sambil bercengrama bersama kami menelusuri jalan menajak dan berundak ke puncak dengan berbagai tanaman buah. Sempat merasa kelelahan dengan perjalanan tersebut tapi rasa lelah itu kembali terobati dengan pemandangan yang indah. Pegunungan hijau luas terhampar sejuk dan sungai Oyo membelahnya di sepanjang lembah yang cukup dalam tersebut. Sunggguh pemandangan alam yang luar biasa. Kami memajakan mata dan mengambil beberapa foto untuk dokumentasi.
Sungai Oyo dari Gardu Pandang |
Tapi, yang namanya keberuntungan tidak mau dekat-dekat kami hari ini. Hujan, cukup deras bercampur dengan angin dan membuat kami sedikit kebasahan di puncak. Beberapa gubuk tidak mampu melindungi kami karena memang kondisinya yang agak kurang sekali terawat. Hanya satu yang lumayan utuh dan kami berhimpit-himpitan di sana. Sungguh romantis, segerombolan anak muda berbagi tempat yang kecil itu bersama-sama.
Setelah puas kami memutuskan untuk turun dan pulang , tidak mungkin mengitari kebun seluas 23,34 hektar ini seharian, kami mengambil jalur lainnya untuk turun karena puncak ini dapat ditempuh dengan dua jalur. Jalur jalan kaki dan jalur KENDARAAN BERMOTOR! Sungguh, ketidaktahuan kami membuat kami mematung dan sedikit mengeluh. Jalur ini bahkan bisa dilalui oleh mobil sekalipun karena ternyata terdapat bangunan tak jauh dari gardu pandang yang biasanya dipergunakan untuk berbagai acara. Kami melangkah turun dan memulai perjalanan untuk pulang. Tapi sebelum sampai di pintu keluar, hujan menghadang kami kembali dan membuat kami terjebak di pendopo lebih dari 2 jam sebelum akhirnya kami nekat hujan-hujan. Sungguh perjalanan yang luar biasa dan ditemani oleh hujan.
Pemandangan Pegunungan |
Perjalanan wisata ke Kebun Buah Mangunan sebenarnya menarik, hanya saja saat ingin ke sana pastikan terlebih dulu musim buah apa yang sedang berkembang dan juga cuaca. Bila dikembangkan menjadi lebih baik dan pelayanannya ditingkatkan, kebun buah ini akan menjadi salah satu potensi wisata yang menjajikan untuk kawasan Mangunan dan sekitarnya. Selain bermanfaat ke daerah juga akan mengembangkan desa-desa disekitarnya.
Hujan mengguyur pegunungan ini, menebarkan janji-janji kehidupannya akan tanah kami.
Memberi energi yang kan membuat sinergi kehidupan bangsa ini lebih baik
Tiada henti, dan tiada lelah untuk memberi...Memberi energi yang kan membuat sinergi kehidupan bangsa ini lebih baik
“Lucky” adalah sebuah doa agar kalian tidak “seberuntung” kami. Tapi kami sekali lagi tak pernah menyesal ketika diberikan kesempatan untuk melihat sisi dunia ini.
Sekian, semoga bermanfaat dan selamat menikmati perjalanan kalian....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar